Jumat, 28 September 2012

Ke Mana Pariwisata Karo?




Oleh: Swadaya Tarigan ST (Medan)





Kabupaten Karo memiliki banyak tempat wisata; Sipiso-piso, Sibayak, Sinabung, Lau Debuk-debuk, Lau Kawar, Sikulikap, Penatapen, Tahura, Desa Lingga, Desa Dokan, Berastagi, Uruk Tuhan, Taman Resort Simalem, dll. Warga Karo umumnya ramah dan sopan serta memiliki budaya yang menarik bagi wisatawan.
Sektor pariwisata harus ditingkatkan untuk memperluas lapangan kerja sekaligus menambah Pendapatan Asli Daerah. Pertambahan penduduk Kabupaten Karo  dalam 5 tahun ini cukup tinggi, 2,2%/ tahun. Kondisi ini membuat beban perekonomian Kabupaten Karo yang mengandalkan pertanian, semakin berat. Ratio luas lahan pertanian dengan jumlah penduduk makin kecil. Rata-rata kepemilikan lahan saat ini adalah ± 0,8 ha/ KK (2008). Kontribusi pertanian terhadap PDRB Kabupaten Karo adalah 60,1%.Terbatasnya luas lahan pertanian mendorong pengalihan fungsi lahan-lahan kritis dan hutan menjadi lahan pertanian. Ini sudah terjadi di hampir semua kecamatan, terutama Kecamatan Laubaleng dan Kecamatan Mardinding yang mengakibatkan tanah longsor dan banjir.
Dengan kondisi begitu, struktur penopang perekonomian Kabupaten Karo harus secara bertahap diarahkan ke sektor-sektor unggulan non-pertanian; spt. jasa, perdagangan-hotel-restoran, dan pariwisata. Walaupun sektor jasa perdangangan-hotel-restoran berkontribusi terhadap PDRB Kabupaten Karo hingga 24% lebih, warga yang terlibat di dalamnya masih sedikit. Padahal, Kabupaten Karo memiliki banyak potensi untuk dikembangkan
Letak Kabupaten Karo sangat strategis. Dekat dengan ibukota propinsi yang juga merupakan pintu utama mancanegara dan juga lintasan 5 kabupaten menuju Medan (Aceh Tenggara, Dairi, Pakpak Bharat, Simalungun, Toba Samosir). Kabupaten Karo berada di dataran tinggi Bukit Barisan (400-1500 m dpl) dan dikelilingi hutan tropis yang luas sehingga berhawa sejuk dan segar.
Di Kabupaten Karo tersedia hotel-hotel dari kelas melati hingga berbintang taraf internasional. Hotel-hotel berbintang ini dalam beberapa tahun belakangan umumnya penuh setiap akhir pekan dan hari-hari libur. Umumnya pengunjung adalah wisatawan lokal, peserta seminar, rapat-rapat pemerintahan dan para pelaku bisnis.
Pemkab Karo sebelumnya belum maksimal mengembangkan pariwisata di daerah ini. Ke mana pariwisata Karo akan dibawa oleh bupati Karo yang sekarang? Perbaikan infra struktur terutama jalan-jalan kiranya mendapat prioritas di atas semuanya. Selain penting untuk peningkatan pariwisata juga penting untuk sektor-sektor lainnya seperti pertanian dan pergerakan warga.

Lomba Rakit Tradisional di Lau Kawar


NGGUNTUR PURBA. NAMANTERAN. Untuk memajukan pariwisata di wilayahnya, Pemkab Karo mengadakan Lomba Rakit di Danau Lau Kawar (Kec. Namanteran, Kab. Karo) [Minggu 23/9].
Perlombaan rakit tradisional yang diikuti oleh 10 tim mewakili desa-desa yang terletak di sekitar Danau Lau Kawar ini dihadiri oleh 1.500 penonton termasuk unsur-unsur Muspika Kabupaten Karo, Danramil, dan Camat Namanteran Tenang Ukur br Surbakti. Acara dibuka oleh Kepada Dinas Pariwisata Kabupaten Karo, Dinasti Sitepu.
Camat Namanteran menilai perlombaan ini sangat positip untuk meningkatkan kedatangan wisatawan ke Danau Lau Kawar. Beru Surbakti ini mengharapkan agar Pemkab Karo terus memberi dukungan terhadap kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di Lau Kawar untuk meningkatkan pariwisata daerah ini.
Adapun para pemenang lomba rakit tradisional ini adalah Tim Kawar Indah (Juara I), Tim Singgarang-garang (Juara II) dan Tim Kebayaken (Juara III).



Menuju Deklarasi, Gebu Karo akan Merebak ke Seluruh Negeri



SUPRIADI PURBA. KABANJAHE. Pertemuan Gebu Karo yang ke 5 di Sekretariat Komplek Konen, Kabanjahe [Minggu 23/9], dihadiri 18 orang pengurus dan anggota. Pertemuan kali ini  lebih spesial, sehubungan dengan kehadiran akuntan senior/ staf ahli TELKOMSEL, Josua Tarigan SE Ak. dari Jakarta.


Dalam pertemuan itu, Josua Tarigan menyampaikan materi terkait “Stategic Planning Gebu Karo”. Dia mengajak seluruh pengurus dan anggota Gebu Karo membuat inovasi dengan membuka pasar bagi terwujudnya perubahan dalam masyarakat. Salah satunya dengan “Karo Enterprise” melalui strategi perencanaan yang baik sehingga ada kemajuan dalam rangka menciptakan perekonomian sekaligus menciptakan pasar yang baik bagi petani Karo. Dalam kesempatan ini juga, Tarigan mergana ini mengajak seluruh pengurus dan anggota Gebu Karo untuk transparan dan bertanggungjawab terhadap semua hal berkaitan dengan organisasi.“Berikan kepercayaan kepada masyarakat Karo sehingga ada hal yang bisa diambil dan selanjutnya kepercayaan itu akan membuat masyarakat pro aktif dalam memberikan tanggungjawab untuk kemajuan Karo. Saya mengajak seluruhstake holder Gebu Karo memperluas jaringan sehingga masyarakat Karo terbantu melalui jaringan itu, khususnya dalam hal pertanian,” ajaknya.
Petrus Sitepu yang juga pengurus Gebu Karo sangat mendukung adanya tindak lanjut ke depan terkait pembangunan masyarakat. Dia bahkan telah mempersiapkan sebuah pusat pelatihan dalam rangka membangun pertanian dan peternakan sekaligus pendidikan Karo dengan luas lahan 1,5 Ha di Desa Sukadame (Kec. Tigapanah, Kab. Karo).



Gebu Karo Mengudara
Pengurus Gebu Karo lainnya Usaha Barus mengatakan kepada seluruh peserta yang hadir, dalam waktu dekat, Gebu Karo on air di radio yang dapat didengar di seluruh Kabupaten Karo.
“Siaran radio ini bermaksud untuk mensosialisasikan berbagai hal yang berkaitan dengan pertanian Karo melalui dialog interaktif dengan pendengar, khususnya bagi yang ingin tahu apa yang terjadi dengan tanaman yang sedang dikelolanya,” terangnya.
Usaha Barus yang juga Ketua MJI (Masyarakat Jeruk Indonesia) Kabupaten Karo ini menambahkan, momen siaran radio akan dipergunakan untuk mensosilisasikan Gebu Karo sehingga ke depannya masyarakat dapat berkontribusi lewat Gebu Karo.
Junius Karo Sekali yang merupakan Ketua Gebu Karo menyambut positip rencana sosialisasi melalui radio. Namun, dia menambahkan, hendaknya penyuluhan langsung terhadap petani Karo juga dilakukan. Selanjutnya dia mengabarkan bahwa STTK, sebuah kelompok tani Karo, memiliki program yang nantinya akan disosialisasikan sebagai bagian dari program Gebu Karo.
“Penyuluhan lewat radio dan penyuluhan langsung di lapangan akan saling melengkapi sehingga kemajuan dalam hal pertanian ke depannya dapat tercapai,” ujarnya.


Tindak Lanjut
Salah satu bahasan yang tidak kalah pentingnya dalam pertemuan itu adalah pertanyaan bagaimana program Gebu Karo ke depan. Apa yang akan dilaksanakan guna memenuhi visi dan misi serta kaitannya dengan upaya membangun kepercayaan masyarakat Karo sedunia.
Josua Tarigan memberikan masukan bagaimana kalau tahun depan (rencana jangka panjang) Gebu Karo memfasilitasi pertemuan Alumni Karo se dunia di Berastagi atau Kabanjahe. Dia menganjurkan agar pertemuan tersebut sekaligus merupakan acara penggalangan dana, memperkenalkan Gebu Karo dan menjaring kekuatan orang-orang Karo dari lintas profesi.Semua anggota dan pengurus Gebu Karo yang hadir cukup aktif memberikan tanggapan positif terkait masukan ini. Kesimpulannya, direncanakan pada tahun 2013, tepatnya 17 Agustus 2013, dilaksanakan kegiatan Temu Alumni Karo di Tanah Karo.
Selain itu, Gebu Karo juga akan melakukan audiensi dengan ketua DPRD Karo dan Bupati Karo yang merupakan pejabat tertimggi di Kabupaten Karo. Audiensi ini bermaksud untuk memperkenalkan sekaligus meminta dukungan kepada Pemkab Karo pada acara peresmian Gebu Karo dalam waktu dekat. Di saat itu juga akan dideklarasikan visi misi Gebu Karo lewat acara yang akan meriah tapi penuh kesederhanaan. Selanjutnya melalui pertemuan ini juga diharapkan Gebu Karo semakin bersemangat untuk menghimpun kekuatan seluruh masyarakat Karo di dunia agar audiensi serupa bisa dilakukan di Medan, Simalungun, Deliserdang, Dairi dan daerah-daerah lainnya.




Geo Park Toba
Dalam rapat terakhir, Jonathan Tarigan tidak bisa hadir karena berhalangan dan ada keperluan yang sangat penting. Namun demikian, dia menitipkan pesan kepada pengurus Gebu Karo untuk membicarakan Geo Park Toba yang sedang dalam pembahasan untuk menjadi kawasan Geo Park International dimana Tanah Karo termasuk di dalamnya.
Pengurus Gebu menyepakati untuk bertemu dengan geolog kondang ini dalam waktu dekat guna membahas Geo Park, khususnya berkenaan dengan peran Gebu Karo dalam Geo Park Toba. Berkaitan dengan ini, Wakil Ketua Gebu Karo Patris Ginting menyampaikan bahwa Unesco sudah menetapkan Bali sebagai salh satu kawasan Geo Park di dunia. Dia mengingatkan, Danau Toba merupakan salah satu keajaiban dunia yang memiliki keindahan dan daya tarik luar biasa yang juga sedang dalam pembahasan panitia Geo Park International.
Kesan optimis dan bersemangat sangat terasa dalam pertemuan pengurus Gebu Karo kali ini.

Asyik Minum di Cafe, Security PMTOH Diparang


IMANUEL SITEPU. MEDAN. Lagi asyik minum di salah satu cafe yang terletak di Jl. Flamboyan Raya, Medan, M Yatim (26) warga Jl. Ngumban Surbakti, Pondok Kelapa, Medan, dihajar menggunakan senjata tajam oleh 15 pria [Minggu 23/9 sekira Pkl. 03.00 Wib]. Akibatnya, korban mengalami luka di sekujur tubuh. kejadian inipun langsung dilaporkan korban ke Polsek Delitua [Minggu 23/9 sore].
Informasi yang dihimpun oleh Sora Sirulo di Mapolsekta Delitua [Minggu 23/9 sore] saat korban membuat pengaduan menyebutkan, saat itu, korban yang sehari-harinya berprofesi sebagai security PMTOH sedang asyik minum di cafe bersama temannya bernama Eko warga Jl. Perjuangan Setia Budi, Medan. Tiba-tiba, korban didatangi oleh 15 orang yang salah satu pelakunya berinisial W. Mereka mengajak korban untuk keluar. Korban yang tak tahu apa-apa, mengikuti kehendak kelimabelas pelaku. Setelah sampai di parkiran, korban dituduh memukuli teman mereka yang disebut-sebut bernama Jaka. Korban tak mengakui kalau telah memukul Jaka. Tak terima dengan pengakuan korban, para pelaku ini langsung memukul dan menghajar korban dengan senjata tajam.
Beruntung korban dapat melarikan diri ke semak-semak dekat cafe tempatnya minum. "Saya berhasil melarikan diri ke semak-semak. Paginya baru saya keluar. Saat itu saya minta tolong sama Satpam perumahan dekat cafe itu. Satpam itu kemudian mengantar saya ke RS Adam Malik untuk dirawat," terang korban di Mapolsekta Delitua. Ditambahkannya, dari 15 orang yang menghajarnya cuma satu yang dia kenal yaitu W. "Saya kenal W dari teman saya. Nggak tau salah saya apa sehingga mereka menyerang saya," ujarnya sembari menahan sakit di bibir dan tangan.

Kapolsek Delitua Kompol S.P. Sinulingga melalui Kanit Reskrim AKP S. Sembiring saat dikonfirmasi membenarkan telah menerima laporan dari korban. "Saat ini, kita masih meminta keterangan dari korban untuk menuntaskan kasusnya," terangnya.

Foto: Korban saat membuat pengaduan ke Mapolsek Delitua.

Dirjen Hortikultura Kementrian Pertanian RI Meninjau Ladang Jeruk Tanjungbarus


Dirjen Mendengar Serius Penjelasan Ir. Usaha B. Barus Tentang Hama Lalat Buah


ITA APULINA/ RANEVI. BARUSJAHE. Dirjen Hortultura Kementrian Pertanian RI (Dr. Ir. Hasanuddin Ibrahim)  beserta rombongan mengadakan kunjungan mendadak ke Desa Tanjungbarus (Kec. Barusjahe, Kab. Karo) untuk mengamati dari dekat ladang pertanian jeruk warga desa itu [Selasa 25/9 Pkl. 13.00- 14.00). Ikut dalam rombongannya adalah Anggota DPD RI asal Sumut, Parlindungan Purba. Rombongan ini diterima oleh Kepala Desa Tanjungbarus, Camat Barusjahe dan beberapa petugas PPL Kabupaten Karo. Dalam kunjungan itu, Dirjen Hortikultura bersama rombongan menyempatkan diri berbincang-bincang dengan sekitar 50 petani jeruk dan mendengarkan penjelasan mengenai serangan hama Lalat Buah (Bactocera spp.) dari Ir. Usaha B. Barus yang merupakan Ketua Umum MJI (Masyarakat Jeruk Indonesia) Sumut.

Lalat Buah
“Serangan hama Lalat Buah pada buah jeruk telah merugikan petani Kabupaten Karo sebanyak Rp.1 Trilyun dengan tingkat serangan mencapai 60 - 95% sejak 2011 hingga 2012 ini,” demikian Usaha  Barus memulai paparannya kepada Dirjen dan anggota DPD RI beserta rombongan yang mendengar dengan sangat serius.
Selanjutnya Usaha Barus yang juga Ketua Dewan Pengawas Gebu Karo ini menyampaikan bahwasanya pemerintah terkesan tidak serius menangani hama lalat buah di Kabupaten Karo. “Hama lalat buah harus dibasmi hingga tuntas, tidak bisa setengah-setengah, agar lingkaran hidupnya putus total,” jelas Usaha yang kemudian memperkenalkan rencana yang telah dia canangkan bersama timnya dalam upaya pembasmian hama lalat buah hingga tuntas. “Untuk itu, kami Yayasan Gebu Karo bekerjasama dengan Assosiasi Petani Gabungan MJI dan STTK akan mengajukan proposal untuk mendapat dana pembuatan Ramuan Pestisida Organik. Pestisida Organik ini sudah teruji bisa melindungi serangan hama lalat buah,” tuturnya. Dirjen dan Parlindungan Purba merespon sangat positip ketika Usaha Bangun mengingatkan kiranya bantuan alat dan bahan perangkap Lalat Buah untuk Petani Jeruk Karo sangat didambakan.





Basmi Tuntas
Usaha Barus juga memohon Parlindungan Purba agar mendesak Bupati Karo untuk membuat Perda tentang pengumpulan buah jeruk yang terinfeksi dan memasukkannya ke dalam kantong plastik kedap udara. Demikian juga dia mengharapkan agar pemasangan perangkap hama lalat buah ini diadakan seminggu sekali selama setahun berturut-turut secara massal di seluruh sentra kebun jeruk di daerah ini. “Barang siapa yang tidak melaksanakannya agar dikenakan sanksi atau denda,” katanya dan juga disepakati oleh Parlindungan Purba.
Usai mengamati ladang jeruk dan berbincang-bincang dengan para petani jeruk, Dirjen beserta rombongan melunjutkan perjalanan menuju Desa Tongging (Kec. Merek, Kab. Karo) untuk melihat dari dekat lahan pertanian bawang milik warga setempat dan berbincang-bincang dengan para petaninya. Kunjungan Dirjen Holtikultura Kementrian Pertanian RI beserta rombongan ini diliput oleh berbagai media nasional dan daerah, baik cetak maupun elektronik.

 

Seminar Sehari Mengenang Rakoetta S. Brahmana


DANA TARIGAN. KABANJAHE. Pagi tadi [Kamis 27/9 Pkl. 08.00 Wib] telah dibuka seminar sehari Mengenang Rakoetta S. Brahmana di Gedung PPWG GBKP Zentrum, Kabanjahe dengan beberapa Kata Sambutan dan penampilan kesenian tradisional Karo. Sebentar lagi, sekitar Pkl. 14.00, usai acara Makan Siang, seminar ini menampilkan pembicara Juara R. Ginting yang berbicara melalui webcame dari Leiden (Nederland). Di bawah ini, kami muat makalah Juara R. Ginting tersebut.
Selamat membaca!



Peranan Rakoetta S. Brahmana dalam Pembentukan Kabupaten Karo
Oleh: Juara R. Ginting


PENDAHULUAN
Masing-masing mantan Bupati Kabupaten Karo memiliki kelebihan dan kekurangan, tapi, menurut hemat saya, Kabupaten Karo di masa kepemimpinan Rakoetta Sembiring Brahmana memiliki keistimewaan tersendiri dalam perjalanan sejarah suku Karo.
Di masa kepemimpinan Rakoetta, wilayah Kabupaten Karo meliputi Kabupaten Karo sekarang ini ditambah beberapa kecamatan di luarnya yang sekarang menjadi bagian Kabupaten Deliserdang dan Kabupaten Simalungun. Ini merupakan monumen sejarah yang mengingatkan Taneh Karo tidak terbatas pada wilayah administrasi Kabupaten Karo sekarang.
Memang, wilayah Kabupaten Karo di masa kepemimpinan Rakoetta belum mencakup keseluruhan wilayah Taneh Karo. Langkat Hulu, Kota Medan bagian Selatan, dan Taneh Pinem adalah juga termasuk bagian Taneh Karo yang tidak dimasukkan sebagai bagian wilayah Kabupaten Karo di masa kepemimpinan Rakoetta. Akan tetapi, pernah adanya di suatu masa Kabupaten Karo mencakup wilayah lebih luas dari Kabupaten Karo sekarang ini sangat penting dijadikan sebagai salah satu tonggak sejarah Karo. Tidak hanya sebagai pengingat di masa-masa mendatang, tapi juga dapat menjadi argumentasi konkrit bila saja di belakang hari kita membutuhkan bukti-bukti bahwa Taneh Karo memang mencakup luas di beberapa kabupaten bertetangga ini.
Kai pe labo gelgel, belum tentu peristiwa masa lalu tidak menjadi peristiwa masa depan. Lihat saja pemekaran-pemekaran wilayah administrasi pemerintahan di Indonesia sekarang ini, termasuk daerah-daerah tetangga Kabupaten Karo. Umumnya pemekaran-pemekaran itu mengikuti, atau setidaknya mendekatkan diri kepada, klasifikasi wilayah tradisional mereka di masa Pre Kolonial atau di masa Kolonial atau Pasca Kolonial. 
Dalam kesempatan ini, saya hendak menjelaskan secara ringkas konsep Taneh Karo agar kita menyadari pentingnya posisi Kabupaten Karo bukan hanya sebagai wilayah administrasi pemerintahan, tapi juga demi keberadaan masyarakat dan budaya Karo.


TANEH KARO
Suatu kali, saya dan beberapa teman mengadakan perjalanan dengan sebuah Jeep dari Kutarayat (Kabupaten Karo) ke Telagah (Kabupaten Langkat) dan dari Telagah ke Medan. Beberapa hari kemudian kami menyusuri jalan dari Medan lewat Tuntungan, Pasar 10, Gunung Merlawan, Tandak Benua dan keluarnya di Perkemahan Pramuka Bandar Baru. Beberapa hari setelah perjalanan itu, salah seorang mahasiswa Karo yang ikut dalam rombongan kami berkata: “Saya tidak membayangkan sebelumnya bila kampung-kampung yang kita lintasi kemarin itu betul-betul kampung Karo.”
Dalam percakapan selanjutnya, si mahasiswa Karo itu menjelaskan dianya selama ini membayangkan adanya orang-orang Karo berdiam di Langkat Hulu dan Deli Hulu sebagai hasil dari sebuah proses migrasi orang-orang Karo dari wilayah Kabupaten Karo sekarang ini ke daerah-daerah sekitarnya. Seperti kebanyakan generasi muda Karo sekarang ini, dia menganggap wilayah Kabupaten Karo sekarang ini sebagai wilayah asli orang Karo dan selebihnya bukan Taneh Karo yang asli.
Tidak heran bila perjuangan mempertegas bahwa pendiri Kota Medan adalah orang Karo dan situs Benteng Putri Hijau di Delitua adalah bagian dari sejarah Karo kurang disemangati oleh orang-orang Karo sendiri. Salah satu penyebab kurangnya semangat itu adalah karena umumnya orang-orang Karo sekarang ini kurang merasa terhubung dengan sejarah masa lalu Kota Medan dan Benteng Putri Hijau. Rendahnya rasa terhubung itu adalah karena kebutaan terhadap sejarah wilayah Taneh Karo Simalem. Bayangkan bagaimana di masa depan bila sekarang saja kita sudah menjadi awam mengenai Taneh Karo.
Pada tahun 1823, ketika Jhon Anderson mengunjungi rumahnya Sultan Deli di kampung Labuhan (Labuhan Deli dan sekarang berada di Kecamatan Medan Labuhan), dia melihat sebuah giriten di gerbang masuk rumah Sultan. Sultan Deli menjelaskan kepada Jhon Anderson bahwa itu tempat penyimpanan tulang belulang nenek moyangnya yang orang Karo. Bayangkan, kampung Labuhan terletak di antara pusat Kota Medan dengan Belawan. Ketika generasi muda Karo terlahir dan kemudian menginjak remaja melihat Istana Maimun di Kampung Baru (Medan) sekarang akan sangat sulit menerima penjelasan kalau Istana Maimun itu dibangun oleh Belanda. Bisa jadi, mereka malahan menganggap kita mengada-ada bila kita mengatakan lahan tempat berdirinya Istana Maimun itu adalah bagian dari Urung Suka Piring yang berpusat di Delitua.
Bayangkan lagi, saat Jhon Anderson mengunjungi kampung Sunggal di tahun 1823 itu, dia menemukan sekitar 50 rumah adat Karo di sana. Sunggal adalah pusat Urung Sabernaman panteken Surbakti mergana. Urung Sabernaman berbatasan dengan Kejuruan Hamparan Perak di sebalah Utara dan berbatasan dengan Urung Telu Kuru di sebelah Selatan. Urung Telu Kuru berpusat di Lingga yang sekarang masuk wilayah Kecamatan Simpangempat (Kabupaten Karo). Bila kita periksa kampung-kampung yang berada di wilayah Urung Telu Kuru, hanya satu kampung yang didirikan merga Lingga, yaitu kampung Lingga itu sendiri. Selebihnya adalah kampung-kampung merga Surbakti (antara lain: Nangbelawan, Surbakti,  Gajah, Doulu, Raja Berneh, Jaranguda), Ginting Suka (Lingga Julu), Kacaribu (Kacaribu) dan Kaban (Kandibata). Hanya 2 kampung Sinulingga di Kabupaten Karo sekarang ini, yaitu Lingga dan Bintangmeriah (Kecamatan Kutabuluh). Di pihak lain, kita temukan begitu banyaknya kampung-kampung Sinulingga di wilayah Urung Sabernaman yang sekarang masuk ke wilayah Kabupaten Deliserdang. Mulai dari Gunung Merlawan yang masuk wilayah Kecamatan Kutalimbaru hingga ke beberapa kampung dekat Tanjung Anom yang masuk ke Kecamatan Pancurbatu.
Menarik untuk mempertanyakan hubungan antara Urung Sabernaman yang merupakan urung merga Surbakti dengan Urung Telu Kuru yang merupakan urung merga Sinulingga. Secara awam, kita menemukan kejanggalan mengapa Urung Telu Kuru menjadiurungnya Sinulingga padahal hanya satu kampung Lingga yang didirikan Sinulingga di wilayah itu. Tidak demikian halnya bila kita tinjau secara Antropologis. Kiranya terjadi sebuah hubungan “pertukaran” (exchange) antara urung-urung di Karo Jahe dengan urung-urung di Karo Gugung. Pemimpin di Urung Telu Kuru adalah Sinulingga sedangkan rakyatnya kebanyakan Surbakti, dan pemimpin di Urung Sabernaman adalah Surbakti sedangkan rakyatnya kebanyakan Sinulingga.
Ulasan lebih lengkap tentang hubungan Karo Gugung dan Karo Jahe dapat dibaca di 2 tulisan saya yang lain: 1. “Kolom Juara R. Ginting: Perlajangen” di http://www.sorasirulo.net/1_1_1297_kolom-juara-r.-ginting-perlajangen.html dan 2. “Inter-group Relation in North Sumatra” di Tribal Community in Malay World: Historical, Cultural and Social Perpectives. Edited by Geoffrey Benjamin & Cynthia Chou: Institute of Southeast Asian Studies, Singapore (2002): halaman 384 - 400.
Inti dari ulasan di atas adalah, tanah ulayat orang Karo tidak terbatas pada wilayah Kabupaten Karo sekarang, tapi meluas ke beberapa bagian dari wilayah Kabupaten-kabupaten Langkat, Simalungun dan Dairi serta Kota Medan.


 
MASA KOLONIAL
Pernah suatu ketika, pemerintah kolonial Belanda telah membentuk Residen Tapanuli dan Residen Pantai Timur Sumatera. Diantara kedua residen ini terdapat sebuah wilayah yang disebut Zelfstandig Bataklanden (Tanah-tanah Batak Merdeka) karena tidak termasuk ke residen manapun. Tahun 1904, pemerintah kolonial memasukkan wilayah ini ke Residen Pantai Timur Sumatra dengan nama “Afdeling Simalungun en Karolanden” dipimpin oleh seorang controleur yang berkantor di Seribudolok. Afdeling ini nantinya dimekarkan menjadi 2 afdeling: Simalungunlanden dan Karolanden. Pemerintah Jepang mengambil alih sistim pemerintahan ini tanpa merubahnya sedikitpun kecuali menempatkan pemimpin pilihannya dengan jabatan berbahasa Jepang.
Akibat pembagian wilayah administrasi pemerintahan semasa kolonial, Tanah Karo semakin dipojokkan sehingga orang-orang beranggapan bahwa Tanah Karo hanya terbatas pada Dataran Tinggi Karo (Karo Gugung) minus Taneh Pinem yang sudah sebelumnya dimasukkan ke wilayah Residen Tapanuli.


PERANAN RAKOETTA
Pembagian wilayah administrasi pemerintahan sejak awal-awalnya hingga sekarang ternyata tidak pernah sesuai dengan konsep pre-kolonial Taneh Karo yang meliputi Karo Gugung dan Karo Jahe meski perubahan maupun pemekaran telah terjadi beberapa kali. Di sinilah letak pentingnya Kabupaten Karo pimpinan Rakoetta Sembiring Brahmana yang terbentuk pada 13 Maret 1946 dijadikan sebagai Hari Jadi Kabupaten Karo.
Kabupaten Karo pimpinan Rakoetta itu berada diantara 2 konsep Taneh Karo yang berbeda. Di satu sisi, ada pandangan bahwa Taneh Karo terbatas pada wilayah Kabupaten Karo sekarang ini. Di sisi lain, ada konsep bahwa Taneh Karo meliputi wilayah-wilayah Kabupaten Karo sekarang, Langkat Hulu, Kota Medan bagian Selatan, Deli Hulu, Serdang Hulu, beberapa kecamatan yang dimekarkan dari Kecamatan Silima Kuta (Kabupaten Simalungun), serta beberapa kecamatan yang dimekarkan dari Kecamatan Taneh Pinem dan Kecamatan Tigalingga (Kabupaten Dairi).
Kabupaten Karo pimpinan Rakoetta meliputi Kabupaten Karo sekarang ini ditambah Kecamatan Silima Kuta yang sekarang masuk Kabupaten Simalungun dan beberapa kecamatan yang sekarang masuk ke Kabupaten Deliserdang (Kecamatan-kecamatan Kutalimbaru, Pancurbatu, Namorambe, Sibiru-biru dan Sibolangit). Ingat, sebagian wilayah Kota Medan sekarang ini di masa kepemimpinan Rakoetta masuk ke wilayah Kabupaten Karo karena menjadi bagian Kecamatan Pancurbatu dan Kecamatan Namorambe pada saat itu.
Meski wilayah Kabupaten Karo di masa kepemimpinan Rakoetta belum lengkap mewakili pre-kolonial Taneh Karo, menjadikan hari jadinya menjadi hari jadi Kabupaten Karo mengingatkan kita dan generasi-generasi mendatang akan konsep Taneh Karo yang meliputi Karo Gugung dan Karo Jahe.

Walikota Bandung Hadiri Peresmian "Kerukunan Masyarakat Karo Parahyangan Bandung"



SUS GURKY. BANDUNG. Kerukunan Masyarakat Karo Parahyangan Bandung (KMKP) telah terbentuk yang peresmiannya dilaksanakan Jumat 21 September 2012 di Istana Kana, Kawaluyaan Bandung.

Acara peresmian ini dihadiri oleh Walikota Bandung Dada Rosada, Camat Buahbatu, Lurah Jatisari, Sekretaris Dewan, Bupati Karo yang diwakili oleh Sekda Makmur Ginting, Sesepuh masyarakat Karo, Mayjend Osaka Sembiring Meliala, H.M. Kerja Sitepu SH dan warga Karo yang tinggal di Bandung berjumlah sekitar seribuan orang.
Peresmian dilakukan secara simbolis dengan penyerahan Stempel KMKP oleh Sekda Karo kepada Ir. Gembira Perangin-angin (Ketua Umum) yang didampingi oleh Sampe Tuah Ginting (Penasehat), Johanes K. Sitepu SH MHKes (Sekretaris Umum) dan drs. H. Surya MN Sembiring (Bendahara Umum).
Acara hiburan ditampilkan Pagelaran Seni Budaya Karo dengan perkolong-kolong Samuel Sembiring dan Susi br Karo.

Seminar Sehari Mengenai Hari Jadi Kabupaten Karo


DANA TARIGAN. KABANJAHE. Seminar sehari memperingati Bupati pertama Kabupaten Karo Rakoetta S. Brahmana akan digelar di gedung PPWG GBKP Zentrum Kabanjahe pada tanggal 27 September 2012. Acara dibuka pada Pkl. 08.00 Wib dan ditutup Pkl. 18.00 wib. Adapun thema dari seminar sehari ini adalah "Peran Rakoetta S. Brahmana dalam Pembentukan Kabupaten Karo dan penetapan hari jadi Pemerintahan Kabupaten Karo”. Demikian disampaikan oleh Ketua Panitia, Sastra Sinulingga, kepada Sora Sirulo [Rabu 26/9] di Kabanjahe.
Selanjutnya Sastra Sinulingga menuturkan, adapun nara sumber yang akan menjadi pembicara pada seminar sehari besok adalah: Prof. Hiras L. Tobing tentang “Pergerakan kebangsaan, Nasionalisme dan Patriotisme”; Rahmat Purba SE MS tentang “Perjuangan Rakoetta S. Brahmana Menetukan Pemerintahan Kabupaten Berdiri Sendiri”, drs. Wara Sinuhaji MSi tentang “Sejarah Perkembangan Kabupaten Karo” dan Dr. (Cand) Juara R. Ginting MA tentang “Peranan Rakoetta S. Brahmana dalam Pembentukan Kabupaten Karo”.
Sastra menambahkan, pembicara Juara R. Ginting telah mengirim makalahnya kepada panitia, tapi dia akan berbicara lewat webcame dengan menggunakan Skype dari Leiden (Nederland) yang akan dipancarkan ke layar lebar sehingga semua peserta dapat mendengar dan berdialog dengannya. Seminar sehari ini akan dilengkapi dengan selingan-selingan seni dan sastra yang ditampilkan oleh kelompok-kelompok sanggar seni, vocal group maupun perorangan.
Nancy Meinintha Brahmana yang merupakan cucu dari Rakoetta S. Brahmana dan sekaligus sebagai Penasehat acara seminar sehari ini mengatakan, seminar ini bertujuan sebagai pendorong untuk pemerintah agar menindaklanjuti penabalan Jalan Rakoetta S. Brahmana yang rencananya terletak di Jalan Kabanjahe ke arah Kotacane. Adapun penabalan nama jalan ini adalah sebuah penghargaan dan sekaligus untuk mengenang Rakoetta sebagai Bupati Pertama Kabupaten Karo dan mantan Pejuang Kemerdekaan Indonesia. Selain itu, Menurut Nancy, seminar dimaksudkan menjadi wacana untuk membedah hari jadi Kabupaten Karo yang hingga kini masih simpang siur.
Diantara undangan yang diharapkan menghadiri acara seminar ini Pemkab Karo, Kepala Daerah dari 10 Kabupaten di Sumatera Utara (Deliserdang, Binjai, Langkat, Dairi, Pakpak Bharat, Pematang Siantar, Simalungun, Asahan, Tanjungbalai dan Medan), para Tokoh Pejuang, Akademisi, Ormas Kepemudaan, Lintas Agama, mahasiswa, Partai Politik, Kepolisian, TNI, dll.



Kabupaten Karo di Masa Rakoetta
Wilayah Kabupaten Karo pernah mencakup wilayah Kabupaten Karo sekarang, Kecamatan Silimakuta (sekarang masuk wilayah Kabupaten Simalungun) dan beberapa kecamatan (Pancurbatu, Kutalimbaru, Sibolangit. Delitua dan Biru-biru) yang sekarang masuk wilayah Kabupaten Deliserdang.
“Ini terjadi di masa kepemimpinan Rakoetta S. Brahmana sebagai Bupati Kabupaten Karo. Oleh karena itu, pembentukan Kabupaten Karo di saat Rakoetta sebagai bupatinya penting dijadikan sebagai salah satu tonggak sejarah Karo. Meskipun tanah ulayat Karo yang disebut Taneh Karo termasuk juga meliputi Langkat Hulu dan Kota Medan serta Taneh Pinem, Tigalingga dan Gunung Sutember di Kabupaten Dairi, wilayah Kabupaten Karo semasa kepemimpinan Rakoetta penting untuk mengingatkan generasi muda bahwa Taneh Karo tidak hanya sebatas Kabupaten Karo sekarang,” demikian disampaikan oleh Juara R. Ginting saat ditanyakan lewat facebook mengenai isi makalahnya.

Belasan Sepeda Motor Diduga Milik Gemot Diamankan Polsek Delitua


IMANUEL SITEPU. DELITUA. Untuk memperkecil timbulnya peluang aksi kriminal yang dilakukan anggota Genk Motor (Gemot), Polsek Delitua berhasil menjaring belasan unit sepeda motor tanpa dilengkapi dokumen resmi di 4 titik berbeda.
Informasi diterima Sora Sirulo di Mapolsek Delitua [Rabu 26/9], 12 unit kenderaan itu terjaring razia yang digelar Jumat malam [21/9] hingga Minggu malam [23/9] di 4 lokasi sekitar kawasan kanal Jl. Brigjen Hamid Titi Kuning, Jl. Jamin Ginting Simpang Simalingkar, Jl. Flamboyan dan Simpang Selayang. Keduabelas sepeda motor dijaring petugas akibat tidak dilengkapi plat nomor polisi dan dokumen resmi kenderaan. Hingga saat ini masih diamankan petugas di Mapolsek Delitua.

Kapolsek Delitua Kompol S.P. Sinulingga yang dikonfirmasi melalui Kanit Reskrim AKP Semion Sembiring membenarkan adanya 12 sepeda motor yang diamankan petugas. Menurutnya, kenderaan tersebut terjaring razia yang dilakukan petugas untuk memperkecil peluang tindakan kriminal yang dilakukan para anggota geng motor seperti yang terjadi selama ini. "Sebagian besar kenderaan dijaring saat pengendara mengendarai sepeda motor mereka secara berkonvoi dengan ciri-ciri kondisi bodi kenderaan dalam keadaan tidak lengkap serta tanpa plat nomor polisi, bertindak ugal-ugalan dan tanpa dokumen resmi," ungkapnya.

Ketika ditanyakan petugas, pengendara yang sebagian besar berumur belasan tahun tersebut tidak mengakui dirinya anggota geng motor dan tidak sedang melakukan tindakan pidana. Namun, petugas tetap mengamankan kenderaan mereka dengan dasar tidak dilengkapi dokumen resmi.
 Sementara itu, yang memiliki surat-surat lengkap tidak diamankan. Saat ini, petugas sedang melakukan koordinasi dengan Samsat Polresta Medan untuk mengecek kebenaran surat-surat kenderaan tersebut. “Apabila tidak sesuai dengan aslinya akan dikenakan pidana,” sebut Semion.

Kamis, 20 September 2012

Pembangunan Gedung SMK Negeri Biru-biru Asal Jadi



IMANUEL SITEPU. BIRU-BIRU. Pengerjaan proyek pembangunan gedung SMK Negeri Biru-biru di Dusun Kampung Tengah Desa Biru-biru (Kec. Biru-biru) disinyalir asal jadi.Begitu areal lokasi bangunan baru diratakan dengan alat berat, para pekerja langsung membuat fondasi bangunan. Sementara kondisi tanah yang telah diratakan masih labil. Sangat dikawatirkan, bangunan akan ambruk atau setidaknya dinding bangunan nantiya akan mengalami retak.
Demikian dikatakan warga pemerhati Pendidikan Kecamatan Biru-biru Darlin B. Manalu (43) kepada Sora Sirulo di Biru-biru [Kamis 20/9]. Kata Manalu lagi, banyak keganjilan lain yang terlihat mencolok. Sebut saja pada pembuatan sepatu dan selop bangunan. Seharusnya, sesuai dengan Juknisnya, ukuran selop bangunan adalah 20 x 20. Namun, tukang hanya membuat 20 x 18. Belum lagi ukuran besi yang dipakai hanya 10 Milli. Ditambah lagi, percampuran antara semen dan pasir diduga juga tidak seimbang.

"Suatu saat tak lama bangunan itu akan ambruk. Soalnya, fondasi merupakan inti kekuatan bangunan," ujar Manalu, juga panitia pembangunan Gedung SMP Negri1 Biru-biru ini.

Masih kata Manalu, adanya indikasi pembangunan gedung terkesan asal jadi karena rekanan harus merampungkan pembangunan 3 ruang kelas, kantor guru dan WC pada bulan Oktober ini. Artinya, dalam tempo sebulan lagi, sudah dilakukan serah terima. Namun, sampai saat ini, bangunan baru rampung sekira 40%. Lambatnya pembangunan gedung SMK Negeri tersebut dikabarkan karena telah terjadi pergantian rekanan selama tiga kali.

"Pembangunan gedung tersebut sangat terindikasi telah terjadi korupsi. Sebagai warga di sini, kami sangat menyayangkan pembangunan gedung  SMK Negeri yang tak sesuai dengan besteknya dan terkesan asal jadi, Oleh karena itu, diminta kepada Kejari Lubuk Pakan untuk melakukan penyelidikan," harapnya.

PantauanSora Sirulodi lapangan belum lama ini, pembangunan gedung baru SMKN dengan anggaran mencapai ratusan juta rupiah yang dikerjakan oleh rekanan di bawah naungan Dinas Cipta Karya dan Pertambangan kabupaten Deliserdang ini, tidak memasang Plang Proyek. Masyarakat tidak mengetahui berapa sebenarnya pagu anggaran maupun rekanan yang bertanggungjawab dalam pembangunan gedung sekolah yang telah lama dinanti masyarakat Kecamatan Biru-biru. 

Pak Sidabutar, selaku Pimpro Proyek ketika dikonfirmasi Sora Sirulo ke Ponselnya tidak diangkat. Ketika dikirim melalui pesan singkat, Sidabutar mengatkan: "Ya, bang, memang Planknya belum kita bawa ke sana. Hari Senin kita bawa bang, saya lagi di luar kota."

Foto: Inilah pembangunan Gedung SMK Negeri Biru-biru yang disinyalir asal jadi.

Senin, 17 September 2012

Harga Terus Menurun, Petani Karet Deliserdang Menjerit


Rubber TreeIMANUEL SITEPU. LUBUK PAKAM. Akibat harga jual karet yang terus mengalami penurunan drastis setahun terakhir di Deliserdang, para petani karet di daerah itu menjerit. Penurunan harga terjadi di kisaran Rp. 500 - 1.000 setiap minggunya hingga harga karet petani saat ini hanya menembus angka Rp 7.000 - 8.000/ Kg. Akibatnya, para petani bingung untuk menutupi kebutuhan keluarganya sehari-hari.
Menurut salah seorang petani kepada Sora Sirulo [Rabu 12/9], Petrus Tarigan (45), petani karet sempat mengecap masa terbaik ketika harga per kilogram mencapai Rp 20 ribu kendati hanya beberapa pekan saja. "Saat ini harga karet di tingkat petani kembali turun hingga Rp 7.000/ Kg. Akibatnya, petani karet menjadi terpukul dan menjerit. Daerah kami hanya mengandalkan karet untuk memenuhi kebutuhan keluarga termasuk melanjutkan pendidikan anak-anak," paparnya.

Penurunan harga karet yang terjadi setiap minggu adalah sesuatu yang tak pernah dibayangkan Petrus. "Kalau kondisinya begini, ya, mau nggak mau, petani taunya cuma mengeluh. Pokoknya petani karet nangis. Kami para petani sangat mengharapkan Pemkab Deliserdang mengambil solusi dan perhatian mengatasi masalah ini. Bila hal ini terus berlanjut, masyarakat akan banyak mereplanting tanaman karetnya dan menggantinya dengan tanaman lain," papar Petrus Tarigan. 

Saat Gelar Razia, Polsek Pancurbatu Temukan Sabu


IMANUEL SITEPU. PANCURBATU. Hartawan Halim (50) pria keturunan Tionghoa warga Jl. Selam (Kec. Medan Denai) ditangkap polisi ketika melintas mengendarai mobil Nisan Juke warna putih BK 1858 IJ saat petugas melakukan razia rutin di Jl. Jamin Ginting depan Mapolsek Pancurbatu [Selasa 11/9 sekira Pkl. 24.00 Wib]. Saat petugas melakukan pemeriksaan, dari dalam mobil ditemukan satu jie sabu-sabu seharga Rp.1,2 Juta. Bersama barang bukti, tersangka diboyong ke Makopolsek guna pengusutan lebih lanjut.
Informasi dihimpun di Mapolsek Pancurbatu menyebutkan, malam itu, sejumlah petugas Polsek  Pancurbatu yang dipimpin Kapolsek Kompol Darwin Sitepu PB serta Kanit Reskrim AKP P. Samosir SH menggelar operasi rutin dengan sasaran antisipasi ruang gerak terorisme, bahan peledak  dan  senjata api serta tindak kriminal lainnya yang mengganggu Kamtibmas di tengah-tengah masyarakatkhususnya pengguna jalan raya. Dalam  operasi itu, tanpa pandang bulu, petugas yang melibatkan satuan Patroli, Lalulintas, Reskrim dan Intelkam Polsek Pancurbatu melakukan penyetopan dan pemeriksaan terhadap seluruh kenderaan yang terjaring operasi, baik itu penumpang, pengendara serta barang bawaan yang ditemukan di dalam kenderaan mereka.
Tiba-tiba Hartawan Halim melintas dari Medan hendak ke Dataran Tinggi Karo mengendari Nisan Jukenya. Begitu petugas mau menghentikan mobilnya, tersangka berusaha memacu mobilnya. Tak mau kecolongan petugas yang berjumlah lebihdari 20 orang langsung menghadangnya. Begitu mobil berhenti, tersangka turun dengan santai saat petugas menanyakan kelengkapan surat-surat mobilnya.

Karena saat diberhentikan tersangka berusaha melarikan diri, petugas pun curiga. Mereka langsung melakukan penggeledahan terhadap barang bawaannya. Setelah satu jam diperiksa, barulah petugas menemukan 1 jie sabu-sabu dari dalam mobilnya persis di dekat rem tangan mobil. Begitu ditanya petugas, Hartawan Halim tak mengakui kalau sabu itu miliknya: ”Bukan punya saya itu, pak. Mungkin punya temanku. Mobil ini sering  juga dipakai kawan-kawanku," ujar tersangka bekelit kepada petugas.
Pengakuan Hartawan Halim tidak begitu saja dipercaya polisi. Petugas pun terus mengintrogasinya dan, akhirnya, tersangka mengakui kalau sabu tersebut miliknya yang sengaja dibawanya dari Medan hendak ke Bandarbaru untuk menginap. Dia juga mengakui kalau sabu tersebut dibelinya di kawasan Sunggal dengan harga Rp. 1,2 juta per jie.

Kapolsek Pancurbatu Kompol Darwin Sitepu PB saat dikonfirmasi membenarkan telah mengamankan seorang pria turunan kedapatan membawa sabu. ”Tadi malam, kita sedang menggelar operasi rutin malam dan kita temukan seorang pria turunan membawa sabu-sabu di dalam mobilnya. Selain itu, kita juga menemukan pipet dan 1 lembar kertas alumanium foil dari dalam mobilnya," ujar Darwin.

2 Pencuri Dihajar Massa di Simalingkar


IMANUEL SITEPU. MEDAN. 2 pencuri masing-masing M (21) warga Jl. Karya Jaya Gg. Karya 6 dan  KR (23) warga Jl. Karya Jaya Gg. Karya 4 menderita babak belur dihakimi massa setelah melakukan aksinya di Jl. Jahe Raya Perumnas Simalingkar (Medan) [Kamis 13/9].
Informasi diperoleh Sora Sirulo di Mapolsek Delitua menyebutkan, kedua tersangka yang salah satunya bertato tersebut dapat diselamatkan dari amukan massa setelah petugas Reskrim Polsek Delitua yang berpatroli di daerah sekitar mengamankan situasi.
Menurut korban pencurian Florida Barus (21) warga Jl. Jahe Raya di Mapolsek Delitua, peristiwa tersebut terjadi sekira Pkl. 13:00 Wib. Siang itu, korban curiga melihat seorang  lelaki masuk hingga ke dalam rumahnya yang  juga membuka usaha kedai makanan. Sementara itu, seorang pria lain mengendarai sepeda motor jenis Honda Karisma BK 6261HA menunggu di depan rumahnya. Melihat pria tersebut mengambil dompet dan satu hand phone milik korban yang terletak di ruang tamu rumahnya, ia pun berteriak "maling".

Setelah ketahuan, tersangka melarikan diri bersama temannya yang telah menunggu dengan sepeda motor di luar rumah. Namun, saat melarikan diri, kedua tersangka terjatuh setelah bersenggolan dengan mobil yang melintas di Jl. Jahe Raya sehingga meninggalkan sepeda motornya. Massa yang mendengar teriakan korban langsung memburu kedua pelaku yang akhirnya tertangkap sehingga babak belur.Salah satu diantara tersangka, KR,  mengakui mengambil dompet korban sedangkan menurut keterangan tersangka hand phone korban masih tertinggal di tempat kejadian."Saya ambil dompet itu dan rencananya yang dalam dompet itu untuk beli baju dan jalan-jalan," ujarnya.

Kapolsek Delitua Kompol SP Sinulingga SH melalui Kanit Reskrim AKP Semion Sembiring kepada wartawan membenarkan peristiwa tersebut. Menurutnya, kedua tersangka berikut sepeda motor yang digunakan untuk melakukan kejahatan telah diamankan di Mapolsek.
    
Foto: Seorang tersangka sedang diboyong petugas

Kebut-kebutan di Jalan, Sinabung Cium Ekor Sutra


MANUEL SITEPU. SIBOLANGIT. Akibat aksi kejaran-kejaran memperoleh penumpang lebih banyak, bus angkutan umum Sinabung bernomor polisi BB 7032 CA menyenggol bus angkutan umum Sutra  BK 7059 SC dan sepeda motor Yamaha Zupiter MX BK 4898 UT di Km 47 Desa Bandarbaru (Kec.Sibolangit).[Kamis 13/9 sekitar Pkl. 14.15 Wib] . Kasus laka lantas ini selanjutnya ditangani unit Lantas Polsek Pancurbatu.
Informasi diperoleh Sora Sirulo di lapangan menyebutkan, kejadian berawal saat bus Sinabung yang membawa sejumlah penumpang datang dari arah Berastagi menuju Medan. Saat itu juga, bus Sutra BK 7059 SC datang dari arah bersamaan  dengan sepeda motor Yamaha Zupiter yang dikendarai Ali Antra Tinambunan (25) warga Pakpak Bharat. Kuat dugaan, angkutan trayek Medan-Kabanjahe tersebut saling mendahului untuk mengejar penumpang. Setibanya di TKP, bus Sutra berhenti untuk menurunkan penumpangnya. Saat itulah bus Sinabung menyenggol ekor sebelah kanan Sutra yang membuat bus Sinabung oleng serta membanting stirnya ke kanan jalan dan langsung menyeruduk box milik telkom dan tembok rumah warga. Bus Sinabung sempat lengket di tiang telkom yang terpasang sebagai pengaman box telkom tersebut.

Informasi juga diperoleh, sebelum menyenggol Sutra, ternyata Sinabung terlebih dahulu menyeruduk sepeda motor Yamaha Zupiter MX yang dikendarai oleh Tinambunan yang, saat kejadian, persis berada di belakang Bus Sutra. Tinambunan juga tidak dapat mengelak karena dia juga hendak mendahului Sutra yang ada di depannya.

Kejadian ini tidak sempat menelan korban. Namun, akibat kecelakaan, bus Sutra mengalami ringsek di bagian belakang kanan dan  sepeda motor Zupiter mengalami ringsekSementara Bus Sinabung mengalami ringsek berat di bagian depan akibat menyeruduk Bus Sutra dan box Telkom.Korban yang mengalami luka-luka  adalah Ali Antra Tinambunan (mengalami luka di bagian pelipis kanan dan tangan kiri serta memar di bagian pinggang) dan Nande Anta (57) warga Desa Berastepu (Kec. Simpangempat, Kab. Karo) yang merupakan penumpang Sinabung (mengalami luka ringan di bagian pelipis kanannya). Penumpang-penumpang lainnya berhasil selamat dari maut. Kedua korban sempat dibawa ke salah satu Klinik di Bandarbaru untuk mendapat perawatan medis. Usai mendapat perawatan, Nande Anta pergi meneruskan perjalanan menuju Medan. Sedangkan Ali masih terlihat tergeletak lemas di klinik tersebut menunggu sanak familinya datang. 

Kanit lantas Polsek Pancurbatu AKP Tony Simanjuntak SH ketika dikonfirmasi di ruang kerjanya membenarkan kecelakaan lalulintas tersebut. “Kita masih melakukan penyidikan lakalantas itu. Sopir Sinabung tidak berhasil kita temukan di lapangan bersama dengan sopir Sutra. Ketiga BB sudah kita amankan di pos kita,” ujar Tony.

Foto: Bus Sinabung ketika berada di Mapolsek Pancurbatu

Maraknya Peredaran Narkoba dan Dampak Negatifnya


Oleh: Yos Arnold Tarigan SH (Medan)

Tindak kejahatan narkotika saat ini tidak lagi secara sembunyi-sembunyi, tetapi sudah terang-terangan yang dilakukan oleh para pemakai dan pengedar dalam menjalankan operasi barang berbahaya itu. Di berbagai daerah seperti di daerah Batam yang beberapa waktu lalu polisi berhasil membongkar pabrik sabu-sabu dan juga tertangkapnya artis Roy Martin di Surabaya dan Ahmad Albar (Roker). Bahkan di Kabupaten Karo yang dikenal sebagai wilayah parawisata dan daerah pertanian dengan masyarakatnya yang kental akan nilai-nilai adat dan agama dalam kehidupan sehari-hari tentunya dapat disingahi oleh Narkoba.
Dari berita yang dapat disaksikan hampir setiap hari baik melalui media cetak maupun elektronik, ternyata barang haram tersebut telah merebak ke mana-mana tanpa pandang bulu, terutama di antara generasi remaja yang sangat diharapkan menjadi generasi penerus bangsa dalam membangun negara di masa mendatang. Masyarakat kini sudah sangat resah terutama keluarga para korban, mereka kini sudah ada yang bersedia menceritakan keadaan anggota keluarganya dari penderitaan akan kecanduan narkotika, psikotropika, dan zat-zat adiktif lainnya itu.Dalam kajian kriminologi perdagangan narkotika dan sejenisnya, perjudian serta prostitusi memang ada yang menggolongkan sebagai “kejahatan tanpa korban” dan “victimless crime”. Pemahaman ini sebenarnya merujuk kepada sifat kejahatan tersebut, yaitu adanya dua pihak yang melakukan transaksi atau hubungan (yang dilarang) namun keduanya merasa tidak menderita kerugian atas pihak yang lain. Berbeda misalnya dengan kejahatan pembunuhan, perkosaan atau perampokan dimana jatuhnya korban jelas sekali terlihat.
Dalam hal perlakuan penanggulangan kejahatan, maka penegak hukum lebih cepat menangani kasus-kasus kejahatan yang menimbulkan korban. Pembunuhan atau perkosaan misalnya menimbulkan reaksi, baik dari korban maupun dari masyarakat. Reaksi dari masyarakat tampaknya sangat cepat diselesaikan oleh penegak hukum, dibandingkan kasus-kasus kejahatan yang disebut “kejahatan tanpa korban”.
Padahal kalau diteliti dengan cermat, baik kejahatan penyalahgunaan narkotika, judi, maupun prostitusi atau pelacuran semuanya menimbulkan korban, baik secara langsung maupun tidak langsung. Jatuhnya korban kejahatan narkotika dan keluarganya, serta korban dalam arti luas yaitu masyarakat yang dilumuri dengan amoralis di sekitarnya adalah juga merupakan korban kejahatan yang secepatnya segera harus diselesaikan oleh penegak hukum.
Meningkatnya tindak pindana narkotika pada umumnya disebabkan 2 hal: 1. Bagi pengedar, menjanjikan keuntungan yang besar dan, bagi pemakai, menjanjikan ketentraman hidup sehingga beban psikis yang dialami dapat dihilangkan, 2., janji yang diberikan narkotika itu menyebabkan rasa takut tehadap risiko tertangkap menjadi berkurang bahkan, sebaliknya, akan menimbulkan rasa keberanian.
Keadaan semacam itulah yang menyebabkan terciptanya kemudahan bagi terbentuknya mata rantai peredaran narkotika. Dan hal itu terus berkembang seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, bahkan tidak menutup kemungkinan di kota-kota besar di Indonesia seperti di Ibu kota Kabupaten Karo Kabanjahe dan bahkan di kota Berastagi yang dikenal sebagai daerah wisata terdapat mata rantai perdagangan narkotika Internasional. Selain itu, karena faktor kekayaan alam yaitu tingkat kesuburan tanah dan cuaca yang mendukung di Indonesia, merupakan sarana potensial guna menanam sejenis ganja yang merupakan salah satu bahan dasar untuk membuat narkotika, sehingga menyebabkan sumber narkotika, baik yang bersifat alami maupun sintetis tetap tersedia.

Kolom Juara R. Ginting: Perlajangen



Taneh Karo terdiri dari Karo Gugung dan Karo Jahé. Karo Gugung terbagi ke Karo Julu, Karo Berneh, Karo Gunung-gunung, Karo Singalorlau, dan Karo Baluren. Karo Jahé terbagi ke Karo Sinuan Bunga dan Karo Sinuan Gamber.
Pembagian Taneh Karo ke Karo Gugung dan Karo Jahé cukup unik. Dalam banyak kepustakaan Inggris, Karo Gugung diterjemahkan Karo Highlands, sedangkan di kepustakaan Indonesia disebut Dataran Tinggi Karo. Kedua terjemahan Inggris dan Indonesia ini sangat dipengaruhi kepustakaan Belanda yang menterjemahkan Karo Gugung dengan Karo Hoogvlaakte.Terjemahan-terjemahan itu tepat karena gugung artinya dataran tinggi (highland dalam bahasa Inggris dan hoogvlaakte dalam bahasa Belanda). Persoalan terjadi ketika kepustakaan Inggris menyebut Karo Jahé dengan Karo Lowlands dan kepustakaan Indonesia dengan Dataran Rendah Karo. Adapun kepustakaan Belanda biasanya menyebut Karo Jahé dengan Karo Doesoen.
Sebenarnya sangat mengejutkan melihat kenyataan bahwa termasuk tulisan-tulisan antropolog menterjemahkan Karo Jahé denganKaro Lowlands atau Dataran Rendah Karo. Soalnya, jahé artinya bukan dataran rendah, tapi hilir. Kalau mau mengikut jalan pikiran Karo  yang tersirat dalam kata jahé, Karo Jahé seharusnya dalam bahasa Inggris disebut Downstream Karo dan dalam bahasa Indonesia Karo Hilir. Bukan Karo Jahé melainkan Karo Berneh yang pantas disebut Karo Lowlands atau Dataran Rendah Karo.
Kesalahan terjemahan seperti ini dapat ditelusuri ke perbedaan cara mengklafikasi wilayah. Klasifikasi Barat (yang asalnya adalah Eropah) biasanya membandingkan hal-hal sebanding (parable). Kiri, misalnya, sebanding dengan kanan, atas dengan bawah, dan tinggi dengan rendah. Lain halnya dengan Karo, Karo Gugung (Dataran Tinggi Karo) dibandingkan dengan Karo Jahé (Karo Hilir). Uniknya lagi, Karo Berneh (Dataran Rendah Karo) terletak di, dan menjadi bagian, Karo Gugung.
Mudah dan cepat sekali kita biasanya mengatakan klasifikasi Karo tidak logis tanpa berusaha menemukan logika apa sebenarnya yang terkandung di dalamnya (karena kita sudah dididik untuk menganggap kebudayaan Barat lebih tinggi, dan lebih logis, dari kebudayaan sendiri).
Padahal, kesalahan terjemahan bisa berakibat fatal. Kelihatan masih berakar pada cara berpikir setempat padahal sudah jauh sekali lari dari pikiran setempat dan kadang malahan menghancurkan masyarakat setempat. Demikian terjadi dalam kepustakaan Belanda yang mengakibatkan Taneh Karo menjadi hanya Karo Gugung.
Orang-orang Karo memandang Karo Gugung sebagai taneh kemulihen dan Karo Jahé sebagai taneh perlajangen. Dalam tulisan-tulisan masa kolonial, taneh kemulihen diterjemahkan dengan ‘daerah asal’ dan taneh perlajangen dengan daerah rantau atau daerah penyebaran. Dengan terjemahan seperti ini, Karo Gugung ditetapkan sebagai wilayah asli orang Karo dan Karo Jahé sebagai daerah penyebarannya. Cocok sekali dengan klaim Sultan Deli yang mengatakan kepada pihak Belanda bahwa orang-orang Karo adalah pendatang di wilayah Deli.
Benarkah kemulihen artinya asal? Kemulihen berkatadasar mulih yang artinya pulang. Sekilas, kemulihen kelihatan berarti asal.
Mari kita pindah sejenak ke kata perlajangen. Kata ini berdasar pada lajang. Apa artinya lajangLajang artinya sedang tidak dalam ikatan sosial rumah (baca: rumah adat Karo). Seseorang yang bermalam di gubuknya di luar rumah kuta (pemukiman induk sebuah kampung) adalah lajang. Apakah seorang penduduk Kampung X yang bermalam di gubuknya yang terletak di Kampung X itu dapat dikatakan sedang merantau? Tidak. Berarti lajang tidak sama dengan merantau, dan taneh perlajangen bukan daerah rantau.
Bila perlajangen lawan katanya adalah kemulihen, sudah jelas bahwa pembagian Taneh Karo ke Taneh Perlajangen (Karo Jahé) dan Taneh Kemulihen (Karo Gugung) tidak dapat diterjemahkan menjadi Daerah Rantau dan Daerah Asal. Orang-orang Karo yang tinggal di Karo Jahé (Serdang Hulu, Deli Hulu dan Langkat Hulu) bukanlah perantau, tapi orang-orang Karo yang sedangngelajangken bana, dan, ngelajangken bana adalah berada di luar rumah kuta.
Kampung Karo (kuta) terdiri dari rumah kuta (kemulihen) dan daraten bidé kuta (ingan lajang). Maka, Karo Jahé dan Karo Gugung adalah sama dengan satu kampung Karo atau, dengan kata lain, kampung-kampung tradisional Karo di Karo Jahé adalah bagian Taneh Karo bukan tempat penyebaran orang Karo.
Kesimpulan, Karo Jahé adalah Taneh Karo.

Foto: Lukisan karya Novy

Mencuri di Rumah Orang Korea, Hendrik Dihajar Warga


IMANUEL SITEPU. MEDAN.  Maling yang satu ini bisa dikatakan bernasip apes. Saat berusaha melarikan diri, malah keburu tertangkap oleh massa. Dialah Hendrik Gunawan (31)  warga Jl. Flamboyan Raya Gg. Musyawarah Kelurahan Selayang (Kec. Medan Tuntungan). Di sekujur tubuh bapak 4 anak ini pun lembam-lembam dan kepalanya terpaksa mendapat 10 jahitan akibat dipukuli dengan benda tumpul.
Informasi diperoleh di Polsek Delitua menyebutkan, tersangka Hendrik Gunawan ditangkap warga [Minggu 16/9 sekitar Pkl. 13.00 Wib] akibat mencuri di rumah milik warga negara Korea yang diketahui bernama IN-DE-THO alias Mr Chau (48) warga Jl. Bunga Stella Raya No 140 Kelurahan Simpang Selayang (Kecamatan Medan Tuntungan).

Tersangka nekat menyantroni kediaman Mr. Chau yang mendampingi istrinya (juga warga negara Korea) bekerja sebagai pendeta di salah satu gereja cabang Korea di Medan. Saat itu, rumah itu sedang kosong ditinggal pemiliknya pergi ke Apotik untuk membeli obat. Hendrik bersama temannya yang berinisial J akhirnya memanfaatkan kesempatan itu dengan terlebih dahulu mengintip dari kejauhan.  Begitu sang pemilik rumah pergi, mereka masuk dengan melompat tembok. Setelah berada di dalam rumah warga Korea tersebut, keduanya mengacak-acak seisi rumah dan mengambil sebuah Hand Phone dan kamera yang terletak di meja tamu. Selanjutnya, kedua tersangka kembali mengacak-acak rumah tersebut. Namun, belum lagi berhasil mengambil barang lainnya, pemilik rumah sudah kembali.

Mengetahui pemilik rumah kembali, keduanya berusaha kabur. Namun Mr. Chau sang pemilik rumah melihat keduanya dan meneriakinya. Mendengar terikan ada maling, warga langsung berhamburan mengejar para pelaku. Naas bagi Hendrik Gunawan, ia berhasil ditangkap warga dan langsung dihakimi dengan tendangan serta pukulan sehingga sekujur tubuhnya lembam. Untung saja Unit Reskrim Polsek Delitua pada saat itu sedang berpatroli sehingga nyawa Hendrik dapat diselamatkan. Dalam keadaan luka-luka akibat diamuk massa, Hendrik dibawa ke Rumah Sakit Sembiring Delitua untuk diberikan perawatan, sedangkan I berhasil melarikan diri dan membawa hasil curiannya.

Kapolsek Delitua Kompol SP Sinulingga yang dikonfirmasi membenarkan telah mengamankan tersangka pencurian di rumah warga Korea. "Saat ini tersangka masih kita tahan untuk menjalani pemeriksaan,” ujar Kanit.

Foto: TSK Hendrik saat diamankan di Mapolsek Delitua

Bertani Singkong di Biru-biru


Devania Meliala NewDEVANIA S. MILALA. BIRU-BIRU. “Di mana ada kemauan di situ ada jalan.” Kutipan pepatah ini sangat tepat untuk ‘anak zaman’ sekarang. “Jangan ada kata malas, pintar melihat peluang,” inilah kata yang tepat di situasi serba sulit seperti sekarang ini.
Di daerah perkotaan mungkin lapangan pekerjaan atau peluang buat usaha sudah sulit kecuali untuk pemilik modal. Lain halnya dengan masyarakat pedesaan yang masih banyak peluang untuk mendapatkan uang. Salah satu contohnya adalah bercocoktanam singkong.
Kita banyak melihat tanaman singkong tetapi tidak semua orang tahu memanfaatkan batangnya. Sebagai contoh, di daerah Sibiru-biru (Deliserdang) masyarakat memanfaatkan batang singkong dengan ditanam untuk dijadikan daun singkong Mes dengan harga jual yang sangat menjanjikan bahkan menakjubkan.
Cara membudidayakannya juga cukup mudah. Modalnya hanya batang singkong dan beberapa kilo pupuk urea. Tempat untuk menanamnya juga tidak perlu khusus seperti tanaman lainnya. Bahkan, di bawah pohon sawit sekalipun bisa dilakukan. Masa panen paling lama 3 minggu. Jika musim hujan, seperti saat ini, hanya membutuhkan waktu 2 minggu saja sudah siap untuk dipanen.
Harga daun singkong Mes saat ini adalah Rp 8.000 per bal. Tiap balnya terdiri dari 10 ikat kecil. Cukup menjanjikan dan menggiurkan, bukan?

LAPORAN PERTUMBUHAN ABNORMAL PADA TANAMAN BAWANG PREI DI DESA JARANGUDA KECAMATAN MERDEKA KABUPATEN KARO


Tanaman bawang prei sudah tidak asing bagi masyarakat Desa Jaranguda Kecamatan Merdeka
Kabupaten Karo karena desa ini merupakan salah satu sentra penghasil bawang prei di Sumatera
Utara. Pada umumnya, usahatani bawang prei tidaklah menjadi sumber pendapatan utama bagi
petani bawang prei di Desa Jaranguda. Sumber pendapatan lainnya adalah usahatani wortel,
usahatani tomat, dan  tanaman hortikultura lainnya. Walaupun usahatani bawang prei tidaklah
menjadi prioritas utama, namun usahatani bawang prei diperkirakan akan memberikan kontribusi
yang besar terhadap pendapatan keluarga.
Bawang prei (Allium porum L) di luar negeri jenis ini dikenal sebagai leek. Jenis ini tidak
berumbi dan daunnya lebih lebar dari jenis bawang merah atau putih. Pelepahnya panjang dan
liat, bagian dalam daun pipih. Bawang daun ini  bisa tumbuh di dataran rendah maupun tinggi.
Pertumbuhan bawang prei menginginkan ketinggian sekitar 250-1.500 m dpl. Curah hujan yang
tepat sekitar 1.500-2.000 mm/tahun.  Suhu udara  tempat tumbuh tanaman ini 18-25°C. Tanah
dengan pH netral (6,5-7,5) cocok untuk budi daya bawang  prei. Jenis tanah yang cocok ialah
andosol (bekas lahan gunung berapi) dan tanah lempung yang mengandung pasir. Bawang daun
bisa diperbanyak lewat biji maupun tunas anakan. Umumnya petani  kita menggunakan setek
tunas. Caranya dengan memisahkan anakan dari induknya.
Secara teknis di lapangan, pertanaman bawang prei banyak mengalami  kendala dalam
budidayanya misalnya masalah pengolahan lahan, pemakaian pupuk serta adanya serangan hama
dan penyakit tanaman,
Dari hasil kunjungan ke Desa Jaranguda pada tanggal 3 Juli 2012 yang lalu di salah satu lahan
petani  bawang prei  ditemukan adanya pertumbuhan yang abnormal  dengan  keadaan visual
tanaman dan lahan sebagai berikut :
1. Sebagian tanaman tumbuh kerdil.
2. Daun tanaman bawang  prei tampak layu seperti mengalami kekeringan dan terdapat bercak
coklat sepusat.
3. Pada sebagian  akar tanaman terdapat warna merah muda.
4. pH  tanah  rata-rata  diukur dengan soil tester yang  diambil dari beberapa tempat  di lahan
pertanaman tersebut adalah 5,2.
5. Petani menggunakan  pupuk kimia dalam jumlah banyak  dan  pupuk kandang yang belum
difermentasi.A. Hasil Uji Laboratorium
Dari keadaan visual tersebut, setelah dilakukan uji laboratorium terhadap sampel tanaman di
Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Sumatera Utara diperoleh hasil
sebagai berikut :
• Hasil Diagnosa Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)  ditemukan 2 genus Cendawan
yaitu Mucor sp pada daun dan Fusarium sp pada akar tanaman bawang prei.
Petani bawang prei di Desa Jaranguda umumnya menggunakan pupuk kandang yang
berasal dari kotoran ayam. Kita ketahui bahwa pakan ternak ayam biasanya sudah
mengandung bahan-bahan yang sudah diatur komposisinya (diresep). Sudah dapat
dipastikan bahwa kotorannya juga mengandung bahan-bahan resep tersebut. Hal ini
menjadikan pupuk kandang yang berasal dari kotoran ayam ini menjadi media tumbuh
yang baik bagi kedua jenis cendawan di atas, terlebih lagi apabila pupuk tersebut
diberikan pada saat belum matang (belum mengalami proses fermentasi).
Hasil dari uji laboratorium, analisis  beberapa sifat kimia tanah  pada Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Utara terhadap sampel tanah yang diambil dari lahan
pertanaman bawang prei di Desa Jaranguda adalah sebagai berikut :
No. Jenis Analisis Nilai Kriteria Metode
1. pH (H2O) 4,29 Sangat Asam Elektrometry
2. C-Organik (%) 6,14 Sangat Tinggi Spectrophotometry
3. N-Total (%) 0,16 Rendah Kjeldahl
4. P-Bray I (ppm) 32,78 Tinggi Spectrophotometry
5. K – dd (me/ 100g) 2,65 Sangat Tinggi AAS
6. Mg (me/ 100g) 4,11 Sangat Tinggi AAS
7. Al-dd (me/ 100g) 0,23 Rendah Titrimetry
8. H
+
(me / 100g) 1,37 Rendah Titrimetry
• Dari data di atas dapat dilihat bahwa  pH tanah rendah (tingkat keasaman tanah tinggi),
hal ini disebabkan karena sifat kimia dari H
+
dan Al tergolong rendah. Jika kandungan H
+
lebih tinggi dari unsur  Al pada tanah menunjukkan  bahwa penyebab keasaman tanah
adalah H
+
. Hal ini disebabkan karena jumlah curah hujan tinggi, kelembaban tanah tinggi
atau terjadi erosi pada tanah.
• C-Organik tergolong tinggi, hal ini disebabkan karena pemakaian pupuk kandang cukup
banyak.
• N-Total rendah, unsur N pada tanah  banyak diserap tanaman bawang prei pada saat
pembentukan dan perkembangan daun.• Unsur P, K dan Mg tergolong tinggi s/d sangat tinggi. Ketiga unsur di atas pada
umumnya diperlukan tanaman untuk pembentukan dan perkembangan batang, bunga dan
buah sementara bagian tanaman bawang prei didominasi oleh bagian daunnya sehingga
serapan ketiga unsur tersebut tidak terlalu banyak.
B. Rekomendasi Pengendalian
Upaya pengendalian yang dapat dilakukan adalah :
1. Penggunaan pupuk organik yang berasal dari bahan organik atau kotoran hewan yang
telah mengalami proses fermentasi dan dikomposisi sampai menjadi kompos.
Disarankan jika menggunakan pupuk kandang,  sebaiknya menggunakan pupuk
kandang yang berasal dari kotoran ternak kambing atau ternak sapi karena bahan
makanannya  relatif lebih alami dan belum banyak mengandung resep  makanan
tertentu.
2. Penggunaan Agens Hayati Antagonis Patogen  Trichoderma sp dan  Pseudomonas
fluorescens.
3. Penggunaan Plant Growth Promoting Rhizobacter (PGPR).
PGPR adalah mikroorganisme yang menguntungkan yang hidup disekitar perakaran.
Jika di daerah perakaran suatu tanaman kekurangan mikroorganisme menguntungkan
maka akan menyebabkan tanaman menjadi terserang berbagai macam penyakit akar
seperti layu dan busuk akar. Selain itu tanaman juga akan mengalami hambatan
dalam pertumbuhannya (kurang subur).
Manfaat PGPR :
a. PGPR memproduksi antibiotik untuk melindungi tanaman dengan cara
menghambat pertumbuhan penyakit perakaran
b. PGPR menjadi pesaing patogen penyebab penyakit dalam mendapatkan makanan
disekitar perakaran sehingga pertumbuhan patogen merugikan menjadi
berkurang.
c. PGPR merangsang pembentukan hormon atau ZPT Auksin, Sitokinin dan
Giberellin sehingga tanaman terlihat lebih subur
d. PGPR menghambat produksi etylen (zat yang menyebabkan tanaman cepat tua
dan mati)
e. PGPR meningkatkan penyerapan dan pemanfaatan unsur N oleh tanaman
f. PGPR meningkatkan kemampuan tanaman dalam menyerap unsur Fe
g. PGPR meningkatkan kemampuan tanaman dalam menyerap unsur S
h. PGPR meningkatkan ketersediaan unsur P
i. PGPR meningkatkan ketersediaan unsur Mn4. Menggunakan pupuk berimbang  (unsur hara makro dan mikro)  sesuai dengan
anjuran.
5. Perbaikan saluran (drainase) air.
Demikian Laporan mengenai  adanya  pertumbuhan yang abnormal pada tanaman bawang prei
Desa Jaranguda Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo yang dapat kami sampaikan, kiranya
dapat menjadi bahan masukan dan pelajaran bagi para petani bawang prei khususnya sehingga
diharapkan  produksi bawang prei dari Kabupaten Karo akan semakin meningkat.







Kabanjahe, 10 September 2012
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan
Kabupaten Karo
Dto
Agustoni Tarigan, SP
NIP. 19630818 198603 1 011