Senin, 17 September 2012

Harga Terus Menurun, Petani Karet Deliserdang Menjerit


Rubber TreeIMANUEL SITEPU. LUBUK PAKAM. Akibat harga jual karet yang terus mengalami penurunan drastis setahun terakhir di Deliserdang, para petani karet di daerah itu menjerit. Penurunan harga terjadi di kisaran Rp. 500 - 1.000 setiap minggunya hingga harga karet petani saat ini hanya menembus angka Rp 7.000 - 8.000/ Kg. Akibatnya, para petani bingung untuk menutupi kebutuhan keluarganya sehari-hari.
Menurut salah seorang petani kepada Sora Sirulo [Rabu 12/9], Petrus Tarigan (45), petani karet sempat mengecap masa terbaik ketika harga per kilogram mencapai Rp 20 ribu kendati hanya beberapa pekan saja. "Saat ini harga karet di tingkat petani kembali turun hingga Rp 7.000/ Kg. Akibatnya, petani karet menjadi terpukul dan menjerit. Daerah kami hanya mengandalkan karet untuk memenuhi kebutuhan keluarga termasuk melanjutkan pendidikan anak-anak," paparnya.

Penurunan harga karet yang terjadi setiap minggu adalah sesuatu yang tak pernah dibayangkan Petrus. "Kalau kondisinya begini, ya, mau nggak mau, petani taunya cuma mengeluh. Pokoknya petani karet nangis. Kami para petani sangat mengharapkan Pemkab Deliserdang mengambil solusi dan perhatian mengatasi masalah ini. Bila hal ini terus berlanjut, masyarakat akan banyak mereplanting tanaman karetnya dan menggantinya dengan tanaman lain," papar Petrus Tarigan. 

Saat Gelar Razia, Polsek Pancurbatu Temukan Sabu


IMANUEL SITEPU. PANCURBATU. Hartawan Halim (50) pria keturunan Tionghoa warga Jl. Selam (Kec. Medan Denai) ditangkap polisi ketika melintas mengendarai mobil Nisan Juke warna putih BK 1858 IJ saat petugas melakukan razia rutin di Jl. Jamin Ginting depan Mapolsek Pancurbatu [Selasa 11/9 sekira Pkl. 24.00 Wib]. Saat petugas melakukan pemeriksaan, dari dalam mobil ditemukan satu jie sabu-sabu seharga Rp.1,2 Juta. Bersama barang bukti, tersangka diboyong ke Makopolsek guna pengusutan lebih lanjut.
Informasi dihimpun di Mapolsek Pancurbatu menyebutkan, malam itu, sejumlah petugas Polsek  Pancurbatu yang dipimpin Kapolsek Kompol Darwin Sitepu PB serta Kanit Reskrim AKP P. Samosir SH menggelar operasi rutin dengan sasaran antisipasi ruang gerak terorisme, bahan peledak  dan  senjata api serta tindak kriminal lainnya yang mengganggu Kamtibmas di tengah-tengah masyarakatkhususnya pengguna jalan raya. Dalam  operasi itu, tanpa pandang bulu, petugas yang melibatkan satuan Patroli, Lalulintas, Reskrim dan Intelkam Polsek Pancurbatu melakukan penyetopan dan pemeriksaan terhadap seluruh kenderaan yang terjaring operasi, baik itu penumpang, pengendara serta barang bawaan yang ditemukan di dalam kenderaan mereka.
Tiba-tiba Hartawan Halim melintas dari Medan hendak ke Dataran Tinggi Karo mengendari Nisan Jukenya. Begitu petugas mau menghentikan mobilnya, tersangka berusaha memacu mobilnya. Tak mau kecolongan petugas yang berjumlah lebihdari 20 orang langsung menghadangnya. Begitu mobil berhenti, tersangka turun dengan santai saat petugas menanyakan kelengkapan surat-surat mobilnya.

Karena saat diberhentikan tersangka berusaha melarikan diri, petugas pun curiga. Mereka langsung melakukan penggeledahan terhadap barang bawaannya. Setelah satu jam diperiksa, barulah petugas menemukan 1 jie sabu-sabu dari dalam mobilnya persis di dekat rem tangan mobil. Begitu ditanya petugas, Hartawan Halim tak mengakui kalau sabu itu miliknya: ”Bukan punya saya itu, pak. Mungkin punya temanku. Mobil ini sering  juga dipakai kawan-kawanku," ujar tersangka bekelit kepada petugas.
Pengakuan Hartawan Halim tidak begitu saja dipercaya polisi. Petugas pun terus mengintrogasinya dan, akhirnya, tersangka mengakui kalau sabu tersebut miliknya yang sengaja dibawanya dari Medan hendak ke Bandarbaru untuk menginap. Dia juga mengakui kalau sabu tersebut dibelinya di kawasan Sunggal dengan harga Rp. 1,2 juta per jie.

Kapolsek Pancurbatu Kompol Darwin Sitepu PB saat dikonfirmasi membenarkan telah mengamankan seorang pria turunan kedapatan membawa sabu. ”Tadi malam, kita sedang menggelar operasi rutin malam dan kita temukan seorang pria turunan membawa sabu-sabu di dalam mobilnya. Selain itu, kita juga menemukan pipet dan 1 lembar kertas alumanium foil dari dalam mobilnya," ujar Darwin.

2 Pencuri Dihajar Massa di Simalingkar


IMANUEL SITEPU. MEDAN. 2 pencuri masing-masing M (21) warga Jl. Karya Jaya Gg. Karya 6 dan  KR (23) warga Jl. Karya Jaya Gg. Karya 4 menderita babak belur dihakimi massa setelah melakukan aksinya di Jl. Jahe Raya Perumnas Simalingkar (Medan) [Kamis 13/9].
Informasi diperoleh Sora Sirulo di Mapolsek Delitua menyebutkan, kedua tersangka yang salah satunya bertato tersebut dapat diselamatkan dari amukan massa setelah petugas Reskrim Polsek Delitua yang berpatroli di daerah sekitar mengamankan situasi.
Menurut korban pencurian Florida Barus (21) warga Jl. Jahe Raya di Mapolsek Delitua, peristiwa tersebut terjadi sekira Pkl. 13:00 Wib. Siang itu, korban curiga melihat seorang  lelaki masuk hingga ke dalam rumahnya yang  juga membuka usaha kedai makanan. Sementara itu, seorang pria lain mengendarai sepeda motor jenis Honda Karisma BK 6261HA menunggu di depan rumahnya. Melihat pria tersebut mengambil dompet dan satu hand phone milik korban yang terletak di ruang tamu rumahnya, ia pun berteriak "maling".

Setelah ketahuan, tersangka melarikan diri bersama temannya yang telah menunggu dengan sepeda motor di luar rumah. Namun, saat melarikan diri, kedua tersangka terjatuh setelah bersenggolan dengan mobil yang melintas di Jl. Jahe Raya sehingga meninggalkan sepeda motornya. Massa yang mendengar teriakan korban langsung memburu kedua pelaku yang akhirnya tertangkap sehingga babak belur.Salah satu diantara tersangka, KR,  mengakui mengambil dompet korban sedangkan menurut keterangan tersangka hand phone korban masih tertinggal di tempat kejadian."Saya ambil dompet itu dan rencananya yang dalam dompet itu untuk beli baju dan jalan-jalan," ujarnya.

Kapolsek Delitua Kompol SP Sinulingga SH melalui Kanit Reskrim AKP Semion Sembiring kepada wartawan membenarkan peristiwa tersebut. Menurutnya, kedua tersangka berikut sepeda motor yang digunakan untuk melakukan kejahatan telah diamankan di Mapolsek.
    
Foto: Seorang tersangka sedang diboyong petugas

Kebut-kebutan di Jalan, Sinabung Cium Ekor Sutra


MANUEL SITEPU. SIBOLANGIT. Akibat aksi kejaran-kejaran memperoleh penumpang lebih banyak, bus angkutan umum Sinabung bernomor polisi BB 7032 CA menyenggol bus angkutan umum Sutra  BK 7059 SC dan sepeda motor Yamaha Zupiter MX BK 4898 UT di Km 47 Desa Bandarbaru (Kec.Sibolangit).[Kamis 13/9 sekitar Pkl. 14.15 Wib] . Kasus laka lantas ini selanjutnya ditangani unit Lantas Polsek Pancurbatu.
Informasi diperoleh Sora Sirulo di lapangan menyebutkan, kejadian berawal saat bus Sinabung yang membawa sejumlah penumpang datang dari arah Berastagi menuju Medan. Saat itu juga, bus Sutra BK 7059 SC datang dari arah bersamaan  dengan sepeda motor Yamaha Zupiter yang dikendarai Ali Antra Tinambunan (25) warga Pakpak Bharat. Kuat dugaan, angkutan trayek Medan-Kabanjahe tersebut saling mendahului untuk mengejar penumpang. Setibanya di TKP, bus Sutra berhenti untuk menurunkan penumpangnya. Saat itulah bus Sinabung menyenggol ekor sebelah kanan Sutra yang membuat bus Sinabung oleng serta membanting stirnya ke kanan jalan dan langsung menyeruduk box milik telkom dan tembok rumah warga. Bus Sinabung sempat lengket di tiang telkom yang terpasang sebagai pengaman box telkom tersebut.

Informasi juga diperoleh, sebelum menyenggol Sutra, ternyata Sinabung terlebih dahulu menyeruduk sepeda motor Yamaha Zupiter MX yang dikendarai oleh Tinambunan yang, saat kejadian, persis berada di belakang Bus Sutra. Tinambunan juga tidak dapat mengelak karena dia juga hendak mendahului Sutra yang ada di depannya.

Kejadian ini tidak sempat menelan korban. Namun, akibat kecelakaan, bus Sutra mengalami ringsek di bagian belakang kanan dan  sepeda motor Zupiter mengalami ringsekSementara Bus Sinabung mengalami ringsek berat di bagian depan akibat menyeruduk Bus Sutra dan box Telkom.Korban yang mengalami luka-luka  adalah Ali Antra Tinambunan (mengalami luka di bagian pelipis kanan dan tangan kiri serta memar di bagian pinggang) dan Nande Anta (57) warga Desa Berastepu (Kec. Simpangempat, Kab. Karo) yang merupakan penumpang Sinabung (mengalami luka ringan di bagian pelipis kanannya). Penumpang-penumpang lainnya berhasil selamat dari maut. Kedua korban sempat dibawa ke salah satu Klinik di Bandarbaru untuk mendapat perawatan medis. Usai mendapat perawatan, Nande Anta pergi meneruskan perjalanan menuju Medan. Sedangkan Ali masih terlihat tergeletak lemas di klinik tersebut menunggu sanak familinya datang. 

Kanit lantas Polsek Pancurbatu AKP Tony Simanjuntak SH ketika dikonfirmasi di ruang kerjanya membenarkan kecelakaan lalulintas tersebut. “Kita masih melakukan penyidikan lakalantas itu. Sopir Sinabung tidak berhasil kita temukan di lapangan bersama dengan sopir Sutra. Ketiga BB sudah kita amankan di pos kita,” ujar Tony.

Foto: Bus Sinabung ketika berada di Mapolsek Pancurbatu

Maraknya Peredaran Narkoba dan Dampak Negatifnya


Oleh: Yos Arnold Tarigan SH (Medan)

Tindak kejahatan narkotika saat ini tidak lagi secara sembunyi-sembunyi, tetapi sudah terang-terangan yang dilakukan oleh para pemakai dan pengedar dalam menjalankan operasi barang berbahaya itu. Di berbagai daerah seperti di daerah Batam yang beberapa waktu lalu polisi berhasil membongkar pabrik sabu-sabu dan juga tertangkapnya artis Roy Martin di Surabaya dan Ahmad Albar (Roker). Bahkan di Kabupaten Karo yang dikenal sebagai wilayah parawisata dan daerah pertanian dengan masyarakatnya yang kental akan nilai-nilai adat dan agama dalam kehidupan sehari-hari tentunya dapat disingahi oleh Narkoba.
Dari berita yang dapat disaksikan hampir setiap hari baik melalui media cetak maupun elektronik, ternyata barang haram tersebut telah merebak ke mana-mana tanpa pandang bulu, terutama di antara generasi remaja yang sangat diharapkan menjadi generasi penerus bangsa dalam membangun negara di masa mendatang. Masyarakat kini sudah sangat resah terutama keluarga para korban, mereka kini sudah ada yang bersedia menceritakan keadaan anggota keluarganya dari penderitaan akan kecanduan narkotika, psikotropika, dan zat-zat adiktif lainnya itu.Dalam kajian kriminologi perdagangan narkotika dan sejenisnya, perjudian serta prostitusi memang ada yang menggolongkan sebagai “kejahatan tanpa korban” dan “victimless crime”. Pemahaman ini sebenarnya merujuk kepada sifat kejahatan tersebut, yaitu adanya dua pihak yang melakukan transaksi atau hubungan (yang dilarang) namun keduanya merasa tidak menderita kerugian atas pihak yang lain. Berbeda misalnya dengan kejahatan pembunuhan, perkosaan atau perampokan dimana jatuhnya korban jelas sekali terlihat.
Dalam hal perlakuan penanggulangan kejahatan, maka penegak hukum lebih cepat menangani kasus-kasus kejahatan yang menimbulkan korban. Pembunuhan atau perkosaan misalnya menimbulkan reaksi, baik dari korban maupun dari masyarakat. Reaksi dari masyarakat tampaknya sangat cepat diselesaikan oleh penegak hukum, dibandingkan kasus-kasus kejahatan yang disebut “kejahatan tanpa korban”.
Padahal kalau diteliti dengan cermat, baik kejahatan penyalahgunaan narkotika, judi, maupun prostitusi atau pelacuran semuanya menimbulkan korban, baik secara langsung maupun tidak langsung. Jatuhnya korban kejahatan narkotika dan keluarganya, serta korban dalam arti luas yaitu masyarakat yang dilumuri dengan amoralis di sekitarnya adalah juga merupakan korban kejahatan yang secepatnya segera harus diselesaikan oleh penegak hukum.
Meningkatnya tindak pindana narkotika pada umumnya disebabkan 2 hal: 1. Bagi pengedar, menjanjikan keuntungan yang besar dan, bagi pemakai, menjanjikan ketentraman hidup sehingga beban psikis yang dialami dapat dihilangkan, 2., janji yang diberikan narkotika itu menyebabkan rasa takut tehadap risiko tertangkap menjadi berkurang bahkan, sebaliknya, akan menimbulkan rasa keberanian.
Keadaan semacam itulah yang menyebabkan terciptanya kemudahan bagi terbentuknya mata rantai peredaran narkotika. Dan hal itu terus berkembang seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, bahkan tidak menutup kemungkinan di kota-kota besar di Indonesia seperti di Ibu kota Kabupaten Karo Kabanjahe dan bahkan di kota Berastagi yang dikenal sebagai daerah wisata terdapat mata rantai perdagangan narkotika Internasional. Selain itu, karena faktor kekayaan alam yaitu tingkat kesuburan tanah dan cuaca yang mendukung di Indonesia, merupakan sarana potensial guna menanam sejenis ganja yang merupakan salah satu bahan dasar untuk membuat narkotika, sehingga menyebabkan sumber narkotika, baik yang bersifat alami maupun sintetis tetap tersedia.

Kolom Juara R. Ginting: Perlajangen



Taneh Karo terdiri dari Karo Gugung dan Karo Jahé. Karo Gugung terbagi ke Karo Julu, Karo Berneh, Karo Gunung-gunung, Karo Singalorlau, dan Karo Baluren. Karo Jahé terbagi ke Karo Sinuan Bunga dan Karo Sinuan Gamber.
Pembagian Taneh Karo ke Karo Gugung dan Karo Jahé cukup unik. Dalam banyak kepustakaan Inggris, Karo Gugung diterjemahkan Karo Highlands, sedangkan di kepustakaan Indonesia disebut Dataran Tinggi Karo. Kedua terjemahan Inggris dan Indonesia ini sangat dipengaruhi kepustakaan Belanda yang menterjemahkan Karo Gugung dengan Karo Hoogvlaakte.Terjemahan-terjemahan itu tepat karena gugung artinya dataran tinggi (highland dalam bahasa Inggris dan hoogvlaakte dalam bahasa Belanda). Persoalan terjadi ketika kepustakaan Inggris menyebut Karo Jahé dengan Karo Lowlands dan kepustakaan Indonesia dengan Dataran Rendah Karo. Adapun kepustakaan Belanda biasanya menyebut Karo Jahé dengan Karo Doesoen.
Sebenarnya sangat mengejutkan melihat kenyataan bahwa termasuk tulisan-tulisan antropolog menterjemahkan Karo Jahé denganKaro Lowlands atau Dataran Rendah Karo. Soalnya, jahé artinya bukan dataran rendah, tapi hilir. Kalau mau mengikut jalan pikiran Karo  yang tersirat dalam kata jahé, Karo Jahé seharusnya dalam bahasa Inggris disebut Downstream Karo dan dalam bahasa Indonesia Karo Hilir. Bukan Karo Jahé melainkan Karo Berneh yang pantas disebut Karo Lowlands atau Dataran Rendah Karo.
Kesalahan terjemahan seperti ini dapat ditelusuri ke perbedaan cara mengklafikasi wilayah. Klasifikasi Barat (yang asalnya adalah Eropah) biasanya membandingkan hal-hal sebanding (parable). Kiri, misalnya, sebanding dengan kanan, atas dengan bawah, dan tinggi dengan rendah. Lain halnya dengan Karo, Karo Gugung (Dataran Tinggi Karo) dibandingkan dengan Karo Jahé (Karo Hilir). Uniknya lagi, Karo Berneh (Dataran Rendah Karo) terletak di, dan menjadi bagian, Karo Gugung.
Mudah dan cepat sekali kita biasanya mengatakan klasifikasi Karo tidak logis tanpa berusaha menemukan logika apa sebenarnya yang terkandung di dalamnya (karena kita sudah dididik untuk menganggap kebudayaan Barat lebih tinggi, dan lebih logis, dari kebudayaan sendiri).
Padahal, kesalahan terjemahan bisa berakibat fatal. Kelihatan masih berakar pada cara berpikir setempat padahal sudah jauh sekali lari dari pikiran setempat dan kadang malahan menghancurkan masyarakat setempat. Demikian terjadi dalam kepustakaan Belanda yang mengakibatkan Taneh Karo menjadi hanya Karo Gugung.
Orang-orang Karo memandang Karo Gugung sebagai taneh kemulihen dan Karo Jahé sebagai taneh perlajangen. Dalam tulisan-tulisan masa kolonial, taneh kemulihen diterjemahkan dengan ‘daerah asal’ dan taneh perlajangen dengan daerah rantau atau daerah penyebaran. Dengan terjemahan seperti ini, Karo Gugung ditetapkan sebagai wilayah asli orang Karo dan Karo Jahé sebagai daerah penyebarannya. Cocok sekali dengan klaim Sultan Deli yang mengatakan kepada pihak Belanda bahwa orang-orang Karo adalah pendatang di wilayah Deli.
Benarkah kemulihen artinya asal? Kemulihen berkatadasar mulih yang artinya pulang. Sekilas, kemulihen kelihatan berarti asal.
Mari kita pindah sejenak ke kata perlajangen. Kata ini berdasar pada lajang. Apa artinya lajangLajang artinya sedang tidak dalam ikatan sosial rumah (baca: rumah adat Karo). Seseorang yang bermalam di gubuknya di luar rumah kuta (pemukiman induk sebuah kampung) adalah lajang. Apakah seorang penduduk Kampung X yang bermalam di gubuknya yang terletak di Kampung X itu dapat dikatakan sedang merantau? Tidak. Berarti lajang tidak sama dengan merantau, dan taneh perlajangen bukan daerah rantau.
Bila perlajangen lawan katanya adalah kemulihen, sudah jelas bahwa pembagian Taneh Karo ke Taneh Perlajangen (Karo Jahé) dan Taneh Kemulihen (Karo Gugung) tidak dapat diterjemahkan menjadi Daerah Rantau dan Daerah Asal. Orang-orang Karo yang tinggal di Karo Jahé (Serdang Hulu, Deli Hulu dan Langkat Hulu) bukanlah perantau, tapi orang-orang Karo yang sedangngelajangken bana, dan, ngelajangken bana adalah berada di luar rumah kuta.
Kampung Karo (kuta) terdiri dari rumah kuta (kemulihen) dan daraten bidé kuta (ingan lajang). Maka, Karo Jahé dan Karo Gugung adalah sama dengan satu kampung Karo atau, dengan kata lain, kampung-kampung tradisional Karo di Karo Jahé adalah bagian Taneh Karo bukan tempat penyebaran orang Karo.
Kesimpulan, Karo Jahé adalah Taneh Karo.

Foto: Lukisan karya Novy

Mencuri di Rumah Orang Korea, Hendrik Dihajar Warga


IMANUEL SITEPU. MEDAN.  Maling yang satu ini bisa dikatakan bernasip apes. Saat berusaha melarikan diri, malah keburu tertangkap oleh massa. Dialah Hendrik Gunawan (31)  warga Jl. Flamboyan Raya Gg. Musyawarah Kelurahan Selayang (Kec. Medan Tuntungan). Di sekujur tubuh bapak 4 anak ini pun lembam-lembam dan kepalanya terpaksa mendapat 10 jahitan akibat dipukuli dengan benda tumpul.
Informasi diperoleh di Polsek Delitua menyebutkan, tersangka Hendrik Gunawan ditangkap warga [Minggu 16/9 sekitar Pkl. 13.00 Wib] akibat mencuri di rumah milik warga negara Korea yang diketahui bernama IN-DE-THO alias Mr Chau (48) warga Jl. Bunga Stella Raya No 140 Kelurahan Simpang Selayang (Kecamatan Medan Tuntungan).

Tersangka nekat menyantroni kediaman Mr. Chau yang mendampingi istrinya (juga warga negara Korea) bekerja sebagai pendeta di salah satu gereja cabang Korea di Medan. Saat itu, rumah itu sedang kosong ditinggal pemiliknya pergi ke Apotik untuk membeli obat. Hendrik bersama temannya yang berinisial J akhirnya memanfaatkan kesempatan itu dengan terlebih dahulu mengintip dari kejauhan.  Begitu sang pemilik rumah pergi, mereka masuk dengan melompat tembok. Setelah berada di dalam rumah warga Korea tersebut, keduanya mengacak-acak seisi rumah dan mengambil sebuah Hand Phone dan kamera yang terletak di meja tamu. Selanjutnya, kedua tersangka kembali mengacak-acak rumah tersebut. Namun, belum lagi berhasil mengambil barang lainnya, pemilik rumah sudah kembali.

Mengetahui pemilik rumah kembali, keduanya berusaha kabur. Namun Mr. Chau sang pemilik rumah melihat keduanya dan meneriakinya. Mendengar terikan ada maling, warga langsung berhamburan mengejar para pelaku. Naas bagi Hendrik Gunawan, ia berhasil ditangkap warga dan langsung dihakimi dengan tendangan serta pukulan sehingga sekujur tubuhnya lembam. Untung saja Unit Reskrim Polsek Delitua pada saat itu sedang berpatroli sehingga nyawa Hendrik dapat diselamatkan. Dalam keadaan luka-luka akibat diamuk massa, Hendrik dibawa ke Rumah Sakit Sembiring Delitua untuk diberikan perawatan, sedangkan I berhasil melarikan diri dan membawa hasil curiannya.

Kapolsek Delitua Kompol SP Sinulingga yang dikonfirmasi membenarkan telah mengamankan tersangka pencurian di rumah warga Korea. "Saat ini tersangka masih kita tahan untuk menjalani pemeriksaan,” ujar Kanit.

Foto: TSK Hendrik saat diamankan di Mapolsek Delitua

Bertani Singkong di Biru-biru


Devania Meliala NewDEVANIA S. MILALA. BIRU-BIRU. “Di mana ada kemauan di situ ada jalan.” Kutipan pepatah ini sangat tepat untuk ‘anak zaman’ sekarang. “Jangan ada kata malas, pintar melihat peluang,” inilah kata yang tepat di situasi serba sulit seperti sekarang ini.
Di daerah perkotaan mungkin lapangan pekerjaan atau peluang buat usaha sudah sulit kecuali untuk pemilik modal. Lain halnya dengan masyarakat pedesaan yang masih banyak peluang untuk mendapatkan uang. Salah satu contohnya adalah bercocoktanam singkong.
Kita banyak melihat tanaman singkong tetapi tidak semua orang tahu memanfaatkan batangnya. Sebagai contoh, di daerah Sibiru-biru (Deliserdang) masyarakat memanfaatkan batang singkong dengan ditanam untuk dijadikan daun singkong Mes dengan harga jual yang sangat menjanjikan bahkan menakjubkan.
Cara membudidayakannya juga cukup mudah. Modalnya hanya batang singkong dan beberapa kilo pupuk urea. Tempat untuk menanamnya juga tidak perlu khusus seperti tanaman lainnya. Bahkan, di bawah pohon sawit sekalipun bisa dilakukan. Masa panen paling lama 3 minggu. Jika musim hujan, seperti saat ini, hanya membutuhkan waktu 2 minggu saja sudah siap untuk dipanen.
Harga daun singkong Mes saat ini adalah Rp 8.000 per bal. Tiap balnya terdiri dari 10 ikat kecil. Cukup menjanjikan dan menggiurkan, bukan?

LAPORAN PERTUMBUHAN ABNORMAL PADA TANAMAN BAWANG PREI DI DESA JARANGUDA KECAMATAN MERDEKA KABUPATEN KARO


Tanaman bawang prei sudah tidak asing bagi masyarakat Desa Jaranguda Kecamatan Merdeka
Kabupaten Karo karena desa ini merupakan salah satu sentra penghasil bawang prei di Sumatera
Utara. Pada umumnya, usahatani bawang prei tidaklah menjadi sumber pendapatan utama bagi
petani bawang prei di Desa Jaranguda. Sumber pendapatan lainnya adalah usahatani wortel,
usahatani tomat, dan  tanaman hortikultura lainnya. Walaupun usahatani bawang prei tidaklah
menjadi prioritas utama, namun usahatani bawang prei diperkirakan akan memberikan kontribusi
yang besar terhadap pendapatan keluarga.
Bawang prei (Allium porum L) di luar negeri jenis ini dikenal sebagai leek. Jenis ini tidak
berumbi dan daunnya lebih lebar dari jenis bawang merah atau putih. Pelepahnya panjang dan
liat, bagian dalam daun pipih. Bawang daun ini  bisa tumbuh di dataran rendah maupun tinggi.
Pertumbuhan bawang prei menginginkan ketinggian sekitar 250-1.500 m dpl. Curah hujan yang
tepat sekitar 1.500-2.000 mm/tahun.  Suhu udara  tempat tumbuh tanaman ini 18-25°C. Tanah
dengan pH netral (6,5-7,5) cocok untuk budi daya bawang  prei. Jenis tanah yang cocok ialah
andosol (bekas lahan gunung berapi) dan tanah lempung yang mengandung pasir. Bawang daun
bisa diperbanyak lewat biji maupun tunas anakan. Umumnya petani  kita menggunakan setek
tunas. Caranya dengan memisahkan anakan dari induknya.
Secara teknis di lapangan, pertanaman bawang prei banyak mengalami  kendala dalam
budidayanya misalnya masalah pengolahan lahan, pemakaian pupuk serta adanya serangan hama
dan penyakit tanaman,
Dari hasil kunjungan ke Desa Jaranguda pada tanggal 3 Juli 2012 yang lalu di salah satu lahan
petani  bawang prei  ditemukan adanya pertumbuhan yang abnormal  dengan  keadaan visual
tanaman dan lahan sebagai berikut :
1. Sebagian tanaman tumbuh kerdil.
2. Daun tanaman bawang  prei tampak layu seperti mengalami kekeringan dan terdapat bercak
coklat sepusat.
3. Pada sebagian  akar tanaman terdapat warna merah muda.
4. pH  tanah  rata-rata  diukur dengan soil tester yang  diambil dari beberapa tempat  di lahan
pertanaman tersebut adalah 5,2.
5. Petani menggunakan  pupuk kimia dalam jumlah banyak  dan  pupuk kandang yang belum
difermentasi.A. Hasil Uji Laboratorium
Dari keadaan visual tersebut, setelah dilakukan uji laboratorium terhadap sampel tanaman di
Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Sumatera Utara diperoleh hasil
sebagai berikut :
• Hasil Diagnosa Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)  ditemukan 2 genus Cendawan
yaitu Mucor sp pada daun dan Fusarium sp pada akar tanaman bawang prei.
Petani bawang prei di Desa Jaranguda umumnya menggunakan pupuk kandang yang
berasal dari kotoran ayam. Kita ketahui bahwa pakan ternak ayam biasanya sudah
mengandung bahan-bahan yang sudah diatur komposisinya (diresep). Sudah dapat
dipastikan bahwa kotorannya juga mengandung bahan-bahan resep tersebut. Hal ini
menjadikan pupuk kandang yang berasal dari kotoran ayam ini menjadi media tumbuh
yang baik bagi kedua jenis cendawan di atas, terlebih lagi apabila pupuk tersebut
diberikan pada saat belum matang (belum mengalami proses fermentasi).
Hasil dari uji laboratorium, analisis  beberapa sifat kimia tanah  pada Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Utara terhadap sampel tanah yang diambil dari lahan
pertanaman bawang prei di Desa Jaranguda adalah sebagai berikut :
No. Jenis Analisis Nilai Kriteria Metode
1. pH (H2O) 4,29 Sangat Asam Elektrometry
2. C-Organik (%) 6,14 Sangat Tinggi Spectrophotometry
3. N-Total (%) 0,16 Rendah Kjeldahl
4. P-Bray I (ppm) 32,78 Tinggi Spectrophotometry
5. K – dd (me/ 100g) 2,65 Sangat Tinggi AAS
6. Mg (me/ 100g) 4,11 Sangat Tinggi AAS
7. Al-dd (me/ 100g) 0,23 Rendah Titrimetry
8. H
+
(me / 100g) 1,37 Rendah Titrimetry
• Dari data di atas dapat dilihat bahwa  pH tanah rendah (tingkat keasaman tanah tinggi),
hal ini disebabkan karena sifat kimia dari H
+
dan Al tergolong rendah. Jika kandungan H
+
lebih tinggi dari unsur  Al pada tanah menunjukkan  bahwa penyebab keasaman tanah
adalah H
+
. Hal ini disebabkan karena jumlah curah hujan tinggi, kelembaban tanah tinggi
atau terjadi erosi pada tanah.
• C-Organik tergolong tinggi, hal ini disebabkan karena pemakaian pupuk kandang cukup
banyak.
• N-Total rendah, unsur N pada tanah  banyak diserap tanaman bawang prei pada saat
pembentukan dan perkembangan daun.• Unsur P, K dan Mg tergolong tinggi s/d sangat tinggi. Ketiga unsur di atas pada
umumnya diperlukan tanaman untuk pembentukan dan perkembangan batang, bunga dan
buah sementara bagian tanaman bawang prei didominasi oleh bagian daunnya sehingga
serapan ketiga unsur tersebut tidak terlalu banyak.
B. Rekomendasi Pengendalian
Upaya pengendalian yang dapat dilakukan adalah :
1. Penggunaan pupuk organik yang berasal dari bahan organik atau kotoran hewan yang
telah mengalami proses fermentasi dan dikomposisi sampai menjadi kompos.
Disarankan jika menggunakan pupuk kandang,  sebaiknya menggunakan pupuk
kandang yang berasal dari kotoran ternak kambing atau ternak sapi karena bahan
makanannya  relatif lebih alami dan belum banyak mengandung resep  makanan
tertentu.
2. Penggunaan Agens Hayati Antagonis Patogen  Trichoderma sp dan  Pseudomonas
fluorescens.
3. Penggunaan Plant Growth Promoting Rhizobacter (PGPR).
PGPR adalah mikroorganisme yang menguntungkan yang hidup disekitar perakaran.
Jika di daerah perakaran suatu tanaman kekurangan mikroorganisme menguntungkan
maka akan menyebabkan tanaman menjadi terserang berbagai macam penyakit akar
seperti layu dan busuk akar. Selain itu tanaman juga akan mengalami hambatan
dalam pertumbuhannya (kurang subur).
Manfaat PGPR :
a. PGPR memproduksi antibiotik untuk melindungi tanaman dengan cara
menghambat pertumbuhan penyakit perakaran
b. PGPR menjadi pesaing patogen penyebab penyakit dalam mendapatkan makanan
disekitar perakaran sehingga pertumbuhan patogen merugikan menjadi
berkurang.
c. PGPR merangsang pembentukan hormon atau ZPT Auksin, Sitokinin dan
Giberellin sehingga tanaman terlihat lebih subur
d. PGPR menghambat produksi etylen (zat yang menyebabkan tanaman cepat tua
dan mati)
e. PGPR meningkatkan penyerapan dan pemanfaatan unsur N oleh tanaman
f. PGPR meningkatkan kemampuan tanaman dalam menyerap unsur Fe
g. PGPR meningkatkan kemampuan tanaman dalam menyerap unsur S
h. PGPR meningkatkan ketersediaan unsur P
i. PGPR meningkatkan ketersediaan unsur Mn4. Menggunakan pupuk berimbang  (unsur hara makro dan mikro)  sesuai dengan
anjuran.
5. Perbaikan saluran (drainase) air.
Demikian Laporan mengenai  adanya  pertumbuhan yang abnormal pada tanaman bawang prei
Desa Jaranguda Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo yang dapat kami sampaikan, kiranya
dapat menjadi bahan masukan dan pelajaran bagi para petani bawang prei khususnya sehingga
diharapkan  produksi bawang prei dari Kabupaten Karo akan semakin meningkat.







Kabanjahe, 10 September 2012
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan
Kabupaten Karo
Dto
Agustoni Tarigan, SP
NIP. 19630818 198603 1 011