Senin, 26 Maret 2012

Inilah Hasil Diskusi Soal Kenaikan Harga BBM

Menunda kenaikan harga bahan bakar minyak bisa menjadi bom waktu. Harga minyak dunia terus merangkak naik, angka subsidi BBM pun membengkak. Tahun lalu besar subsidi hanya Rp 129 triliun, tahun ini diperkirakan akan melonjak menjadi Rp 137 triliun (bila harga BBM dinaikkan) atau menjadi Rp 178 triliun bila harga BBM tak dinaikkan. Inilah peta suara tiap partai.


Usulan Pemerintah
A. Opsi pertama: Kenaikan harga BBM berkisar Rp 1.500-2.000.
Akibatnya pemerintah menanggung subsidi BBM Rp 137 triliun.
B. Opsi kedua: Tanpa kenaikan harga BBM.
Akibatnya pemerintah menanggung subsidi BBM Rp 178 triliun.

Usulan Sementara Badan Anggaran DPR
A. Opsi pertama: Kenaikan harga BBM tanpa memperhitungkan kenaikan listrik.
Pemerintah menanggung subsidi BBM Rp 137 triliun.
B. Opsi kedua: Tanpa kenaikan harga BBM.
Pemerintah menanggung subsidi BBM Rp 178 triliun.

Sikap Partai
- Golkar
Kenaikan harga BBM adalah opsi terakhir. Pemerintah diminta melakukan efisiensi, meningkatkan penerimaan pajak.

- Partai Amanat Nasional
Setuju harga BBM tetap dinaikkan lantaran banyaknya penyelewengan penggunaan BBM bersubsidi.

- Partai Persatuan Pembangunan
Menunda kenaikan, selama dua tahun pemerintah melakukan konversi BBM terhadap bahan bakar gas. Atau menyetujui kenaikan harga, tapi bantuan tidak disalurkan secara langsung dan kenaikan harga bukan Rp 1.500, melainkan Rp 500-1.000.

- Partai Keadilan Sejahtera
Kenaikan harga minyak bersubsidi ditunda dan dana kompensasi atas kenaikan harga BBM dijadikan pengganti untuk menutupi defisit anggaran negara.

- PDI Perjuangan
Memiliki tiga opsi: pembatasan, kenaikan, atau tidak ada kenaikan.

- Gerindra
Pemerintah harus melakukan evaluasi atas produksi minyak dan gas yang terus menurun, menghemat anggaran belanja, dan mencari energi alternatif.
Pemberian bantuan langsung tunai bukan solusi karena tidak akan berarti menghadapi melejitnya harga bahan kebutuhan pokok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar