MOMO !!!!!!!
Kerja Tahun KeCamaTen: Kuta Buluh Simole
Motong : TGL, 27 Juni
Man-man : TGL, 28 Juni,.Pesikap Saja SenTa Kerina,
Adi Banci REh Kena Ku Lau Buluh,.
Salam MJJ kita KEriNa
Desa KecamaTen kuta Buluh SBB :
1: Amburidi ( Mburidi ),
2: Bintang Meriah,
3: Buah Raya,
4: Gunung Meriah,
5: Jinabun,
6: Kuta Buluh Simole,
7: Kuta Buluh Gugung,
8: Lau Buluh,
9: Kuta Male,
10: Liang Merdeka,
11: Negeri Jahe,
12: Pola Tebu,
13: Rih Tengah,
14: Siabang-abang,
15: Tanjung Merahe,
16: Ujung Deleng.
Kerja Tahuna Labo Radu Kerina Tapi Lit Si La Radu lit Si Radu,.
Bujur,.
SB : HPMS
Minggu, 05 Mei 2013
Selasa, 19 Maret 2013
North Sumatran Dances in a Swedish Museum
CLARA
BRAKEL. LEIDEN. Rolf de Maré, son of the Marshal of the Swedish Royal
Court Henrik de Maré and grandson of the collector Countess von Hallwyl,
was a globetrotter and a collector until the end of his life. He loved
the art of Dancing, and founded Les Archives Internationales de la Danse, the world’s first museum and research institute devoted to choreography, in Paris. His
comprehensive collections of European and non-European dance became the
foundation for the Dance Museum which he opened in Stockholm in 1953.
This Swedish nobleman was in fact ahead of his time in understanding the
importance of studying dance and dance-drama in European and in
non-European societies.
The trip
In 1938, Rolf de Maré organised a
research trip of approximately three months to the Indonesian
Archipelago, starting from Sulawesi via Java and Bali to Sumatra and
Nias, in order to document the dance cultures of the various peoples
living on these islands. His research assitant was the dance expert
Claire Holt, who was living in Java at the time and arranged the entire
journey. The third person on the team was Hans Evert, a photographer.
All three of them took photographs, with Claire Holt documenting what
they saw, and Hans Evert working the film camera.
The aim of the trip was, according to de
Maré, “to collect as much data and material as possible, so that we
could make a synthetic study of dance-lore”, and “to give dance its
place in the contemporary social life of the local populations and, … at
the same time trace the original history and local development of the
dances”.
In Rolf’s opinion, the most important
results of the trip were the unique film material and the numerous
photographs of dancers and dance performances which they brought back,
together with dance costumes and accessories they had purchased.
Sumatra
In Sumatra, Claire Holt had asked the
Dutch philologist Dr. Voorhoeve, a specialist in Batak languages and
cultures, to guide them. After visiting Minangkabau, they travelled
around North Sumatra.
Here they were impressed by the ceremonial dances that are not often seen nowadays, such as the Huda-huda
masked dances in funerary rites from the Pakpak Dairi district. In
Pamatang Raya, Simalungun, they filmed a datu who danced with his staff
upon magic figures he had drawn on the ground. Moreover, they filmed an
elegantly dancing nobleman named Tuan Anggi, showing that solo dancing
and improvisation were common practice in North Sumatra at the time.
Last but not least, in Kabanjahe and on the Karo highlands they documented Karo women and men in stately Mulih-mulih
dances, performed at the conclusion of a ritual, in the beautiful
setting of traditional adat houses with Gunung Sinabung in the
background.
The unique films and photographs of
Sumatran dances are all kept in the Dance Museum in Stockholm, as part
of the Rolf de Maré collection. Following an exposition on Indonesian
dances in 2004, with a beautiful catalogue compiled by Dr. Elisabet
Lind, former curator of the Southeast Asian collections in the National
Museum of Ethnography in Stockholm, the Dance Museum is now planning to
transfer the Indonesian flms of its collection to a dvd.
For this reason, Elisabet Lind is
presently in Leiden to discuss the contents of the films with Clara
Brakel and Juara Ginting, who are advising her on the production of the
dvd. It is hoped that, by making these films available on modern media,
they will serve as a source of inspiration for the study and development
of dance and music in modern Indonesia.
IMKA FISIP USU Mengagendakan Apresiasi Seni Budaya Karo
SALMEN SEMBIRING. MEDAN. Pemuda
selalu dilihat dari semangatnya. Demikian halnya pemuda Karo, Semangat
mereka melestarikan budaya Karo patut diacungi jempol. IMKA “Eguaninta”
FISIP USU yang di dalamnya berkumpul mahasiswa Karo dari beragam daerah
Karo sepakat mengadakan Apresiasi Seni dan Budaya Karo 23 Maret 2013
mendatang di Jambur Halilintar.
“Mahasiswa Karo hendaknya jangan hanya bisa membuat gendang guro-guro aron atau
siap menari dan besoknya tidak ada kegiatan lagi. Yang kita buat ini
berbeda dari acara mahasiswa Karo sebelumnya,” tutur Bernita Sembiring,
koordinator seksi acara.
Tambah Bernita, dalam acara itu, mahasiswa dituntut lebih aktif mengapresiasi seni.
“Bukan hanya sebagai
penonton dan penikmat tapi lebih menjadi pelaku budaya itu sendiri,”
kata Bernita si penari kawakan Sanggar Seni Sirulo ini,
Acara yang akan dilangsungkan pada 23 Maret di Jambur Halilintar ini juga akan dimeriahkan oleh perkolong-kolong kawakan Karo Bungaria dan pasangannya Sitepu mergana.
“Karena seni itu juga tidak terlepas
dari hiburan, maka dalam mengapresiasinya juga kita selipkan
bentuk-bentuk hiburannya,” tutur seorang panitia lainnya.
Selain itu juga akan ada penampilan dari
artis Karo yang muda dan berbakat. Panitia juga telah menyiapkan
berbagai sajian acara yang memakai peralatan tradisional Karo klasik,
mini teater, pameran seni dan kerajinan Karo, audiovisual budaya Karo
dari masa ke masa dan banyak suguhan materi budaya Karo lainnya pada
saat acara kelak. Karena acara ini cukup unik panitia memperkirakan akan
dihadiri lebih banyak orang dari acara mahasiswa yang sudah pernah ada
“Acara yang awalnya dirancang sebagai
temu ramah antara alumni, dosen, mahasiswa dan mahasiswa baru ini malah
berubah jadi sebuah acara besar. Hal ini tentunya karena dukungan dari
pihak alumni IMKA Eguaninta FISIP USU dan segenap dosen Karo yang ada di
FISIP,” ujar ketua Panitia Deddy Sembiring.
Selain itu dalam acara itu juga akan
dilantik kepengurusan IMKA yang baru pada saat acara. Panitia juga
mengharapkan melalui pemberitaan ini sebagai undangan kepada seluruh
alumni IMKA Eguaninta dimanapun berada agar turut berpartisipasi dalam
acara tersebut.
Di bawah ini, clip penampilan Bernita
Sembiring bersama Sanggar Seni Sirulo dalam penutupansebuah acara
seminar internasional di Hotel Tiara, Medan
http://www.youtube.com/watch?v=WgesnKR1W4s&feature=player_embedded
http://www.youtube.com/watch?v=WgesnKR1W4s&feature=player_embedded
Truk Pakan Ternak Ayam Dirampok di Pancurbatu
IMANUEL
SITEPU. PANCURBATU. Petugas Polsek Pancurbatu berhasil mengamankan 3
pria anggota sindikat perampokan ketika beraksi merampok truk Colt
Diesel jenis Canter, BK 9017 TN di Simpang Krikil, Desa Sei Gelugur
(Kecamatan Pancurbatu) [Rabu 13/3]. Ketiga
tersangka masing-masing berinisial AWS (21) warga Jl. Jamin Ginting,
Gg. Bersama (Kecamatan Medan Tuntungan), RY (34) warga Jl. Kutalimbaru,
Pasar IV, Dusun III, Desa Tuntungan I (Kecamatan Pancurbatu) dan RG (37)
warga Dusun II, Desa Berdikari (Kecamatan Kutalimbaru).
Informasi yang diperoleh Sora Sirulo
menyebutkan, ketiga tersangka berhasil diamankan atas laporan pengaduan
dari sopir truk Rinaldianto (43) warga Paya Jambu (Kecamatan Selesai,
Langkat) ke Mapolsek Pancurbatu [Rabu 13/3]. Dalam pengaduannya, korban
menceritakan, sebelum kejadian, ia bersama kernetnya baru selesai
mengantarkan pakan ternak ayam ke Desa Silebo-lebo, Kutalimbaru dan
hendak kembali kearah Binjai, Rabu (13/3) malam. Kernetnya bernama Edi
Sutrisno (36), warga Tanah Merah (Binjai).
Sesampainya di lokasi kejadian,
tiba-tiba datang mobil Avanza hitam mendekati truk yang dikendarainya. 2
orang pria yang ada di dalam mobil memerintahkanya untuk berhenti.
Sembari mengaku sebagai petugas polisi, pria tersebut kemudian memeriksa
truk dan menanyakan surat-surat kendaraan bermotor kepada Rinaldianto.
Pada saat Rinaldianto turun dan menunjukkan surat-surat kendaraan yang
diminta, salah seorang pelaku langsung menunjangnya hingga masuk ke
dalam mobil pelaku. Demikian juga dengan sang kernet. Edi Sutrisno
ditarik masuk ke dalam mobil dan mendapat perlakuan yang sama.
Dalam posisi korban tak berdaya, para
pelaku kemudian merampas 2 HP, dompet berisi uang ratusan ribu, SIM B 1
Umum, SIM C dan STNK sepeda motor milik kedua korban. Selanjutnya,
pelaku membawa truk tersebut. Tidak beberapa lama mereka membuang kedua
korban ke daerah perladangan di wilayah Deski. Beberapa saat kemudian,
setelah berusaha, kedua korban berhasil membuka ikatan lakban dan
mencari pertolongan kepada warga sekitar serta melaporkan kejadian yang
dialaminya ke Mapolsek Pancurbatu.
Mendapat laporan tersebut, Kapolsek
Pancurbatu Kompol Darwin Sitepu didampingi jajarannya beserta anggota
langsung melakukan penyelidikan dan mengejar para pelaku. Petugas
kemudian berhasil mengamankan AWS saat melintas mengendarai truk
tersebut di kawasan Jl. Jamin Ginting, Laucih (Kamis 14/3].
Sebelumnya petugas mencurigai truk yang
dibawa AWS tanpa flat kendaraan bermotor. Saat petugas mendekat,
tiba-tiba AWS menghentikan truk dan langsung melarikan diri. Tidak mau
kehilangan jejak, petugas kemudian melakukan pengejaran. Beberapa ratus
meter kemudian, petugas berhasil menangkap AWS di kawasan Jl. RS Adam
Malik, Medan.
Petugas kemudian melakukan pengembangan
dan berhasil mengamankan tersangka RG dan RY di kawasan Simpang Bekala
(Medan). Guna pengusutan lebih lanjut, ketiga tersangka dan barang bukti
kemudian diboyong ke Mapolsek Pancurbatu. Kepada petugas, pelaku
mengaku sudah sebanyak 5 kali melakukan perbuatan yang sama. Truk
tersebut dijual ke Karo Gugung, Dairi dan Siantar. Sementara truk yang
dirampok itu rencananya dijual kepada seseorang di Aceh.
Kapolsek Pancurbatu Kompol Darwin Sitepu
didampingi Kanit Reskrim AKP P. Samosir saat dikonfirmasi wartawan di
ruang kerjanya, Jumat (15/3) membenarkannya.
“Kasusnya masih dalam penyelidikan guna pengembangan lebih lanjut untuk mengungkap pelaku lainnya,” ujar Sitepu
Bawa Tape Recorder di Semak-Semak, Warga Tapteng Diarak ke Polsek Biru-biru
IMANUEL SITEPU. BIRU-BIRU. Elpis
Hutasoit (32) terpaksa diarak warga ke Mapolsek Biru-biru Jumat (15/3)
sekira pukul 18.15 wib. Nantinya, Elpis diketahui adalah warga Dusun III
Aek Lobu Tapiannauli (Tapteng). Pria berperawakan kurus ini,didapati
warga sedang berada di semak-semak tidak jauh dari areal perladangan
warga. Saat itu, dia,sedang membawa tas berisi pisau, benang, sebuah
tape deck merek Polytron serta kartu Bank Britama dan dompet berisi KTP.
Informasi diperoleh Sora Sirulo di Mapolsek Biru-biru menyebutkan, sebelum warga memerogokinya, sehari sebelumnya, warga telah melihat Elpis berkeliling-keliling kampung. Melihat warga asing dengan gelagat mencurigakan, puluhan warga Dusun Rumah Galuh, Desa Rumah Gerat (Kecamatan Biru-biru) yang didominasi kaum laki-laki langsung melakukan pencarian.
“Seharian kami melakukan pencarian,
bang. Kami curiga melihat dia seharian berada di kampung kami. Sementara
kami tidak ada mengenal dia,” ujar salah satu warga kepada Sora Sirulo.
Lanjut dikatakan warga ini, setelah puas
melakukan pencarian, mereka menemukannya bersembunyi di semak-semak.
Waktu itu, dia malah menenteng sebuah tepe recorder. Kami curiga dia
adalah pencuri. Maka kami serahkan kepada Polisi,” kata warga tadi.
Elpis Hutasoit, saat dikomfirmasi Sora Sirulo, dia mengatakan sudah 2 hari berada di Medan.
“Saya tersesat, bang. Saya tidak tau
jalan pulang. Sebenarnya, saya mau pulang tapi uang saya habis. Tape itu
tadi saya curi di rumah warga. Rencananya akan saya jual buat ongkos
pulang,” ujar Hutasoit tertunduk.
Kapolsek Biru-biru AKP Mulyadi melalui Kanit Reskrimnya Iptu S. Sembiring ketika dikonfirmasi membenarkanya.
“Kita masih mendalaminya. Kepada warga yang mengaku kehilangan tape recorder agar membuat laporan ke Polsek Biru-biru,” ujarnya.
Tangga Lagu Karo Minggu ini: Rimta Maryani Bertahan, Wira Qeta dan Wisnu Bangun ke Puncak
NATANAEL MILALA. KABANJAHE. Rimta Maryani br Ginting Kembali menduduki posisi puncak tangga lagu Karo minggu ini dengan lagu Ban Serap Ciptaan Nety Vera. Ia berhasil mengungguli penyanyi-penyanyi Karo lainnya. Sedangkan Penyanyi HIP Hop Karo Wira Qeta berada di posisi ke 2 dengan lagu Ula Sombong. Berarti naik satu tangga dari posis ke-3 minggu lalu. Satu lagi lagu Hip Hop Karo yang cukup melonjak adalah Mbiring Manggis yang dinyanyikan Wisnu Bangun duet dengan Mr. Ginting.
Jawara minggu lalu Deherndu Saja Rimta Maryani br Ginting harus turun ke posisi ke-3, sedangkan penyanyi Karo yang kualitas vokalnya diakui Indonesia terbukti masuk 3 besar di IGT Melita Meliala dengan lagu aku Punana Ciptaan Jova Elka berada di posisi ke-8.
Adapun 10 Tangga lagu Karo Minggu ini
1. Ban Serap Rimta Maryani
2. Ula Sombong Wira Qeta
3. Deherndu Saja Rimta Maryani
4. Mbiring Manggis Wisnu Bangun
5. Paksa Bangger Ramses Milala
6. Sungkun Aku Aci br Sembiring
7. Ula Gutul Wira Q/Wisnu B
8. Aku Punana Melita Meliala
9. Sejarah Cinta Antha Prima
10.Gombal Dila Titing
Maling AC Disergap Polisi
IMANUEL
SITEPU. TANJUNGMORAWA. Unit Reskrim Polsek Tanjungmerawa di bawah
Komando Kanit Reskrim Iptu Martualesi Sitepu SH MH berhasil menyergap
Juliandi alias Andi (30), warga Desa Tanjung Selamat (Kecamatan Percut
Sei Tuan), satu dari tiga kawanan pelaku pencurian mesin pendingin (AC)
[Sabtu 16/3 sekira Pkl. 13.00 wib].
Informasi diperoleh Sora Sirulo
menyebutkan, kawanan pencuri yang cukup meresahkan warga ini berhasil
diungkap atas kesigapan Unit Reskrim Polsek Tanjungmerawa,setelah
mendapat laporan dari korban Tumpak Sirait (53) yang mengetahui rumahnya
di Jl. Kebun Sayur Dsn XII Tanjungmerawa telah dibobol maling. Kepada
petugas, Tumpak mengaku mesin pendingin yang berada di rumahnya telah
disantroni maling.
Mendapat laporan tersebut, petugas
langsung bergerak cepat menyisir seputaran kediaman korban. Saat itu,
petugas melihat tiga orang pria sedang memikul goni. Curiga melihat
ketiga pria tersebut, salah satu petugas mencoba menghentikanya.
Ironisnya, ketiga pria tadi langsung melarikan diri.
Berkat kesigapan petugas, salah satu
pelaku Juliandi alias Andi berhasil ditangkap,ketika berlari menenteng
goni berisi mesin pendingin. Selanjutnya, bersama barang bukti, pria
pengangguran ini digelandang ke Mapolsek Tanjungmerawa.
Kapolsek Tanjungmerawa AKP Telly Alvin
Sik melalui Kanit Reskrimnya Iptu Martualesi Sitepu SH MH ketika
dikomfirmasi Sora Sirulo membenarkanya.
“Kita berhasil mengamankan pelaku
bersama dua unit AC masing-masing merk General & Shiba. Sedangkan
dua rekan tersangka, H (23) dan R (18) saat ini menjadi DPO Polsek
Tanjungmerawa. Tersangka akan kita jerat dengan pasal 363 KUHP dengan
ancaman 7 tahun penjara,” kata Kanit Reskrim.
3 Penumpang Angkot Tewas 7 Orang Luka-luka
3 Penumpang Angkot Tewas 7 Orang Luka-luka
IMANUEL SITEPU. PANCURBATU. 3 orang
dipastikan tewas dan sedikitnya 7 orang luka-luka dalam kecelakaan
lalulintas yang terjadi di Jl. Jamin Ginting Km 27-28 Desa Sugau
(Kecamatan Pancurbatu) [Minggu 17/3 sekitar Pkl. 11.00 Wib].
Informasi yang berhasil dihimpun Sora Sirulo menyebutkan, saat itu, angkot Kenari BK 1367 JO yang dikemudikan Andre datang dari arah Medan menuju arah Sembahe dengan membawa penumpang sebanyak 30 orang. Saat itu, angkot Kenari ini dicarter oleh para korban menuju obyek wisata alam Sembahe. Saat di TKP, polisi tidak berhasil menemukan angkota ini.
Dalam perjalanan, angkot mendahului
mobil sedan Porton BK 1123 QN yang dikemudikan oleh Agus Salim Siahan
(32) warga Garuda Ujung, Perumnas Mandala. Setibanya di TKP, dimana
kondisi jalan menikung, tiba-tiba dari arah berlawanan muncul truk
tangki BK 9123 CF membawa muatan air mineral. Sopir angkot yang terkejut
dengan datangnya truk langsung berupaya tancap gas mendahului mobil
yang ada d idepannya. Naas, belum sempat banting kemudi ke kiri jalan,
tiba-tiba truk menyeruduk bagian dinding belakang angkot. Akibatnya,
angkot sempat berputar dan terbalik. Sopir truk tangki air yang tak
mampu mengendalikan truknya pun kembali menyenggol mobil sedan yang
berhenti di depan angkot Kenari yang terbalik tersebut. Tabrakan
beruntun pun tidak terelakkan.
Dalam kejadian itu, 3 korban penumpang
angkot tewas, masing-masing Desi Sari Ayu (17), Dwi Suciati (16) dan
Agus Gunawan (21). Ketiganya warga dusun V Sidolok, Sentis (Kecamatan
Percut Sei Tuan). Sedangkan 7 korban luka-luka masing-masing Muhamad
Rahmat Alim (17) (mengalami luka berat dan terpaksa opname dan serta tak
sadarkan diri). Muhamad Rizaldi Nugraha (15), Ramadani Syafitri (14),
Tedi Suryadi (17), Budi Fajar Syahputra (20), Siti Nurlatifah (15) dan
Aditya Pratama (5). Keluruhannya warga Sentis, Percut Sei Tuan. Aditya
merupakan anak dari sopir angkot Kenari yang sempat tercampak keluar
angkot.
Pantauan di RS Adam Malik, para dokter
dan perawat di ruang IGD terlihat sibuk menangani para korban luka. Para
kawan korban yang selamat terlihat berteriak memanggil dokter untuk
segera menolong kawan mereka yang sekarat. Sedangkan para keluarga
korban terlihat sibuk mengurus para keluarganya yang menjadi korban
tewas maupun yang mengalami luka-luka.
Sejumlah para teman korban tewas ada
yang terus menangis histeris dan sempat pingsan di ruang jenajah Adam
Malik melihat kondisi temannya yang terbujur kaku tak bernyawa dengan
kondisi mengenaskan. Korban yang tewas luka di bagian kepala diduga
pecah.
Kapolsek Pancurbatu Kompol Darwin
Sitepu,SH didampingi Kanit Lantas AKP E.Tampubolon,SH yang berhasil
dikonfirmasi saat itu di Pos Lalulintas Pancurbatu membenarkan adanya
kecelakaan tersebut hingga menewaskan 3 korban penumpang angkot.
“Saat ini, sudah kita tangani. Tewas 3
orang penumpang angkot. Untuk sementara didugaangkot ugal-ugalan dalam
mengemudikan angkotnya dan mendahului kenderaan tanpa hati-hati hingga
kecelakaan tidak terelakkan. Ketiga barang bukti sudah kita amankan,
sedangkan sopir angkot dan truk tidak kita temukan di TKP. Seluruh
korban dilarikan ke RS Adam Malik,” katanya.
Rabu, 27 Februari 2013
Menyusuri Lekuk Keindahan Tanah KaroMenyusuri Lekuk Keindahan Tanah Karo
Damai dan selalu bersahabat dengan sekitar, itulah nilai-nilai yang dianut masyarakat Karo yang melekat dengan suasana dataran tinggi Karo. Diapit oleh dua gunung berapi yang masih aktif, Gunung Sibayak dan Gunung Sinabung menjadikan Tanah Karo sebagai tempat yang cocok, untuk berdamai dengan alam, melepas penat dan mengisi baterai jiwa. Kesegaran markisa yang melegenda, kehangatan lau Debuk-debuk, tajamnya Sipiso-piso, serta megahnya salah satu bangunan tertinggi di dunia, akan menemani libur akhir pekan anda kali ini.
JUMAT. Majua-jua. Orang Jakarte punya Puncak, Urang Bandung punya Lembang. Dan tak mau ketinggalan, Berastagi menjadi kebanggaan orang Medan. Nikmati secara langsung keelokan salah satu kota termahal di monopoli nasional. Berada di ketinggian 1.220 meter di atas permukaan laut, terbayang dong bagaimana sejuknya. Belum lagi, kota yang terletak 70 km arah selatan Kota Medan ini menjadi gudangnya buah-buahan serta sayur mayur yang super segar.
Pepohonan hijau ikut berliuk di sepanjang jalan. Tak lupa jejeran kedai yang menjajakan jagung bakar, menghiasi perjalanan Anda selama 2 jam melintasi jalan raya Medan-Berastagi.
Berendam sejenak untuk memulai akhir pekan Anda? Hmm… tampak menjadi ide yang menyenangkan yah. Putar kemudi Anda menuju pemandian air hangat di Desa Semangat Gunung. Kepulan asap belerang, menunggu untuk memanjakan diri Anda. Hangatnya air belerang sungguh relaksasi yang tak dapat diungkapkan dengan kata-kata.
Tak jauh dari Desa Semangat Gunung, Anda bisa menemukan pemandian air hangat tradisional yang konon telah ada sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu. Desa Lau Debuk-debuk. Kolam ini memang jauh lebih sepi dibanding kolam-kolam yang sudah berfasilitas modern.
Namun, menurut cerita, kolam pemandian air hangat yang ada di kawasan wisata pemandian ini hanya sepi di saat-saat tertentu saja, karena pada hari-hari yang dianggap keramat, pemandian ini dipenuhi para peziarah. Lihat saja jejak yang ditinggalkan para peziarah. Sesajen, jeruk dan sampah sampo. Oh ya, jeruk dipakai saat memandikan raga, bagi yang meyakininya bisa membersihkan tubuh dari sakit dan ruh jahat. Boleh percaya , boleh tidak. Awal liburan yang menarik bukan??
Lanjutkan perjalanan Anda menuju Bukit Merek, Kabupaten Karo, tepat di ketinggian 1500 meter dari permukaan laut, Taman Simalem dibangun di atas tebing yang cukup curam, dengan visi agrowisata dunia. Pantas saja jika 206 hektar lahan resort, tertata hijau nan apik.
Anda ingin menyaksikan karunia Tuhan yang membentang luas, taman Simalem tempatnya.
Berkebun, tracking, hingga outbond bisa Anda habiskan di taman wisata ini. Bagi Anda yang ingin lebih dekat dengan alam, taman simalem resort menyuguhkan alternatif penginapan yang nyaman meski berada di rerimbunan hutan.
SABTU. Berkeliling taman buah sudah biasa, saatnya Anda berkeliling taman labirin untuk mencoba peruntungan Anda. Sejak diresmikan pada tahun 2011, taman labirin dengan panjang setengah kilometer ini, memiliki tiga level ini menjadi salah satu permainan wajib kunjung wisatawan. Walaupun agak bingung tapi seruuu!
Dan begitu Anda tiba di ujung taman. Rasanya benar-benar seperti berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bernyasar-nyasar dahulu, bersenang-senang kemudian. Hutan, gunung, kebun, Danau Toba, seakan menyatu tanpa sekat pemisah. Bak pesona negeri di atas awan.
Ada satu lagi permainan baru di taman Simalem Resort, yang rugi jika tak Anda coba. Bermain golf, di antara hamparan kebun teh dan indahnya Danau Toba. Jangan khawatir jika tidak membawa stick golf, pihak Simalem menyediakannya untuk Anda. Lapangan golf seluas 16 hektar ini memiliki 9 hole.
Kunjungan Anda ke Simalem Resort, tak akan lengkap tanpa bertandang ke Pearl of Lake Toba Plaza. Dari ketinggian 500 meter, Danau Toba nan cantik, terhampar bak permadani yang akan memanjakan Anda. Di spot inii, berfoto narsis adalah wajib hukumnya.
MINGGU. Dikaruniai dengan cuaca yang sejuk, membuat Berastagi menjadi daerah potensial untuk bercocok tanam, terutama berkebun. Buah markisa, jeruk manis ,dan terong belanda menjadi buah wajib icip di brastagi. Banyak orang Indonesia yang lari dari pajak, tapi di Berastagi, beraneka ragam wisatawan baik lokal dan wisatawan, memburu pajak di daerah Berastagi. Yah, pajak sebutannya. Yang berarti pasar.
Terletak di daerah tugu perjuangan, Berastagi, pajak buah ini menjual berbagai buah-buahan khas Karo. Satu hal yang perlu diperhatikan saat Anda berbelanja adalah harga buah bisa ditawar tapi menawarnya jangan kejam-kejam, karena harga buah di sini relatif sangat murah.
Nah bagi Anda bagi pecinta bangunan-bangunan megah, sasarkan diri Anda di Taman Alam Lumbini, Desa Tongkoh. Anda akan disambut oleh bangunan emas nan megah yang merupakan stupa tertinggi di Indonesia, Replika Pagoda Shwedagon. Pagoda ini juga merupakan replica kedua tertinggi di AsiaTenggara.
Sejak tahun 2010, replika Pagoda Shwedagon ini menjadi incaran wisatawan yang berkunjung ke Berastagi. Bagian dalam pagoda ini juga tak kalah megah. Terdapat empat rupang Buddha utama, terpampang di bagian tengah ruangan. Varada Mudra, Dhammacakka Mudra, Bhumiphassa Mudra, dan Jhana mudra. Belum lagi 8choanteng yang berisi 1118 stupa Buddha. Di langit-langit pagoda tergantung dengan cantik lentera-lentera.
Di dalam pagoda, Anda bisa membeli lilin-lilin untuk berdoa. Bagi Anda yang bukan penganut Buddha pun, juga boleh berdoa kepada Yang Maha Kuasa.
Usai mengagumi megahnya Shwedagon, saatnya menyambangi air terjun Sipiso-piso. Hiiii dari namanya seram yah, tajam bak pisau. Hmm… kira-kira setajam apa yah…
Untuk dapat mencapai lokasi air terjun, Anda harus melawan lelah menaklukkan ribuan anak tangga yang cukup terjal dan curam. Tapi jangan khawatir, cantiknya danau toba akan senantiasa menemani Anda dalam perjalanan. Perjalanan panjang pun tak akan terasa begitu melelahkan. Jangan lupa untuk membawa minuman, agar anda tidak mengalami dehidrasi yah.
Suara air terjun dan sejuknya perbukitan, menggenapi lelah Anda yang terbayar lunas. Dijamin Anda akan akan malas untuk beranjak pulang. Walaupun lelah, tak boleh lupa untuk bergaya yah
Rumah Berdikari
Oleh: Sjahrazad Monchu Alamsjah
Michael Mobbs, seorang pengacara lingkungan tinggal. di rumah tua di daerah padat Sydney. Tahun 1996 dia mulai merenovasi bangunan yg sudah berumur 100 tahunan berupa rumah dua lantai dan hanya memiliki pekarangan yang sangat terbatas. Dengan dana $48,000 dia membangun sistem daur ulang pemanfaatan tenaga surya, air dan air limbah agar dia terbebas dari kewajiban membayar kepada negara untuk mendapat sarana tersebut. Bukan itu saja, setiap pojok lahan sempit yang tersedia dia olah menjadi tempat sayur mayur untuk hidup sehari-hari beserta satu pojok untuk seekor ayam yang menghasilkan telor.Dana di atas bila dikonversi ke rupiah memang mahal, tapi sebenarnya tidak begitu. Di Australia biaya terbesar adalah upah kerja yang bisa mencapai 60% dari total biaya. Harga bahan bahan pada umumnya relatif murah bila dibandingkan dengan pendapatan rata-rata. Karena itu, kebanyakan mereka selalu mengerjakan sendiri dalam hal pemeliharaan rumah.
Masalahnya semua pekerjaan yang bersifat instalasi tidak boleh dikerjakan sendiri harus dilakukan oleh tukang yang memiliki sertifikasi, karena ini terkait dengan perijinan dan asuransi. Upah tukang ledeng sekitar $150 per jam walau sekedar diminta datang untuk memeriksa rumah. Income mereka pertahun melebihi income orang berdasi yang bekerja dikantoran.
Apa yang dilakukan si oom Michael ini, bisa menjadi inspirasi bagi para insinyur, arsitek muda, termasuk institusi profesi di Indonesia. Indonesia yang berada di wilayah tropis dengan energi matahari berlimpah, curah hujan yang tinggi dan tanah subur, yang tidak butuh pengolahan khusus, tentunya bisa berbuat banyak selama memiliki inovasi dan kemauan ke arah sana; yakni mengembangkan hunian daur ulang yang terjangkau bagi kalangan menengah.
Sebagai individu, lupakan idealisme membantu kaum miskin, itu gunanya ada negara. Idealisme itu juga hanya slogan para penyiar agama, konon orang miskin disayang Tuhan. Adalah aneh bin ajaib mayoritas orang miskin di dunia, walau disayang Tuhan, yang jelas hidupnya menderita dari tahun ke tahun.
Yang kudu kita lakukan adalah mengembangkan kesadaran komunitas kalangan menengah agar menjadi komunitas mandiri. Paling tidak, bagaimana 40% hingga 60% biaya sehari-hari bisa diperoleh dari daur ulang yang tersedia berlimpah di tanah tercinta ini, Indonesia. Kalau kalangan menengah ini senang hidupnya, secara otomatis kalangan yang miskin akan mendapatkan imbas karena roda ekonomi tetap bisa berputar.
Di sekolah, kita tidak dididik untuk mandiri melainkan menjadi budak sistem. Karena itu, kita tidak melihat bahwa dinding gedek itu bagus. Selain murah, gedek itu juga simbolik dengan kemiskinan. Paradigma itu yang kudu dibuang ke tempat sampah. Gedek itu mampu mengalirkan angin sepoi-sepoi dan yang namanya sepoi- sepoi itu selalu nyaman. Sebenarnya ada berjuta contoh bagaimana kita sebenarnya terperangkap di dalam sebuah ‘nilai’. Padahal, untuk keluar dari sana, hanya membutuhkan sedikit perubahan cara pandang. Sangat sederhana sebetulnya.
Salah satu yang bisa mulai dikembangkan adalah air kencing. Dari tradisi spiritual jadul konon di air urine ini sebenarnya ada rahasia terpendam, energi murni yang bermanfaat. Tapi jangan dikira air urine ini bagus langsung ditenggak, tidak begitu. Perlu ada proses daur ulang sehingga energi murni itu bisa disaring, baru siap untuk dikonsumsi.
Ada banyak yang bisa dibagi ke kita semua. Sebagai penutup, sekali lagi, dua hal yang kita perlu perjuangkan. Pertama, memaksa pemerintah menurunkan harga listrik dan internet di kampung kampong. Hanya dengan cara ini swadaya masyarakat dalam penyebaran edukasi dan informasi bisa berkembang. Ke dua, seperti saran kelompok Anonymous di seluruh dunia, kita harus menolak setiap rencana pemerintah manapun di dunia untuk melakukan sensor serta mengatur informasi di Internet. Internet adalah negara bagi kita semua, mahluk manusia yang merdeka.
Selasa, 26 Februari 2013
Kantor Baru Rakoetta Brahmana Centre (RBC) Telah Diresmikan
LORETA KAROSEKALI. KABANJAHE. Kantor baru Rakoetta Brahmana Centre (RBC) telah diresmikan dengan acara sederhana [Sabtu 16/2]. Sejak peresmian ini, gedung bertingkat dua yang beralamat di Jl. Jamin Ginting 56 Kabanjahe ini telah dipergunakan sebagai kantor. Setelah acara peresmian, kata-kata sambutan dan makan siang, lagnsung diadakan pembicaran santai mengenai visi missi RBC dan program-progam yang akan dilaksanakan.
Menurut Ketua RBC Nancy Meinintha Brahmana kepada Sora Sirulo, program pertama yang akan langsung dilaksanakan adalah pendataan seluruh Brahmana mergana dan beruBrahmana. Selesai pendataan, RBC akan mengadakan seminar mengenai asal usul Brahmana. Tokoh-tokoh agama Hindu, para pakar sejarah dan sejarawan Brahmana akan diundang menjadi nara sumber dalam seminar ini.
“Inilah landasan nantinya membuat teromboBrahmana, menerbitkan buku dan pembangunan tugu Smegit,” papar Nancy kepada Sora Sirulo.
Selain dihadiri oleh para pengurus RBC dan tamu undangan, 3 pengetua adat Brahmana hadir dalam acara peresmian Kantor RBC: Ganti Brahmana (Katepul), Sehat Brahmana (Katepul Siki), dan Sinar Brahmana (Rumah Kabanjahe). Acara berlangsung dari Pkl. 10.00 Wib hingga Pkl. 17.00 Wib.
3 Anggota Geng Motor Diringkus
IMANUEL SITEPU. DELITUA. Petugas kepolisian berhasil meringkus 3 dari 10 anggota geng motor diduga sebagai pelaku kerusuhan dan penganiayaan terhadap 3 warga yang menjadi korban di depan restoran KFC Jl. A.H. Nasution [Senin 25/2]. Informasi diperoleh Sora Sirulo menyebutkan, ketiga tersangka yang saat ini sedang menjalani pemeriksaan oleh petugas di Polsek Delitua adalah S alias Nono (17) warga Jl. Karya Bakti (Kecamatan Medan Johor), BW alias Bayu (16) warga Jl. Karya Bakti dan AMRT alias Mai (17),warga yang sama.
Peristiwa itu terjadi pada malam hari di depan restoran KFC Jl. AH Nasution [Jumat 22/2].Sebelum kejadian, ketiga korban yakni Rizky Wijaya Putra, Ishak Putra M. Silalahi, dan Dedy Michael Silalahi menerima telepon dari seseorang bernama Nando dan Arif agar datang ke KFC Jl. A.H. Nasution. Setibanya di TKP, ketiga korban langsung dipukuli dan dikeroyok oleh 10 pria anggota geng motor yang tidak seluruhnya dikenal korban. Saat pengeroyokan, korban Rizky Wijaya Tarigan mengenali salah seorang pelaku bernama Rizal.
Akibat kejadian, korban mengalami sejumlah luka serta cedera di bagian pinggang dan dada sebelah kiri akibat luka tusukan. 2 korban lainnya mengalami cedera di tangan akibat dipukul dengan plang besi. Korban kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Delitua. Mereka melaporkan 5 orang laki-laki sebagai pelaku yang mereka kenal. Selebihnya belum diketahui identitasnya.
Menurut Kapolsek Delitua Kompol Bakhtiar Marpaung didampingi Kanit Reskrim AKP Semion Sembiring, ketiga tersangka berhasil diringkus dari tempat persembunyiannya. Mereka berasal dari kelompok geng motor Skandal Kota Medan (SKM).
“Ketiga tersangka diringkus dari tempat terpisah setelah dilakukan pengembangan dan penyelidikan oleh petugas. Para tersangka lainnya masih dalam pengejaran,” ujar Marpaung
Berdasarkan keterangan tersangka, anggota geng kereta itu saat ini berjumlah sekira 25 orang. Mereka sering mangkal di sekitar kawasan Titikuning hingga kawasan lainnya di sekitar pinggiran Kota Medan.
Polisi Gagalkan Perampokan PT Sinar Mitra Sepadan (SMS) Finance
Brankas Berisi Uang Ratusan Juta Berhasil diselamatkan
IMANUEL SITEPU. DELITUA. Petugas Polsek Delitua berhasil menggagalkan aksi 5 pria bersenjata api yang merampok brandkas berisi uang tunai dan harta benda senilai ratusan juta rupiah milik PT Sinar Mitra Sepadan (SMS) Finance di perumahan Titi Kuning Mas Jl. Tritura Kelurahan Titikuning (Kecamatan Medan Johor) [Senin 25/2].
Informasi diperoleh Sora Sirulo menyebutkan, dalam melakukan kejahatannya, kawanan rampok diduga 5 orang mengendarai mobil Kijang Inova warna hitam. Mereka terlebih dahulu melumpuhkan seorang sekuriti dan, lalu, mengikat tangan serta menutup mulutnya dengan lakban sehingga tak berkutik (sekitar Pkl. 03:00 Wib). Informasi lainnya diperoleh di sekitar ‘Tempat Kejadian Perkara’ (TKP), selain berhasil menggagalkan aksi perampokan tersebut, petugas juga mengamankan brankas berisi uang tunai Rp 123 juta lebih, 48 buah BPKB, buku tabungan, blok giro, kwitansi, 3 STNK mobil dan lainnya.
Awalnya sekelompok pria diperkirakan 5 orang mengendarai mobil Kijang Inova warna hitam berhenti di depan Kantor PT SMS Finance di Jl. Tritura sekira Pkl. 03:00 Wib. Marhen Sitepu (60), sekuriti komplek perumahan Titi Kuning Mas, merasa curiga dan menghampiri mobil tersebut. Tiba-tiba, 2 orang pria bersenjata api menodongkan senjatanya ke arah korban dan melumpuhkannya. Setelah tidak berdaya, Marhen dibawa masuk ke dalam Kantor PT SMS Finance setelah 3 orang pria lainnya berhasil membobol kantor perusahaan pembiayaan tersebut.
Dalam kondisi tidak berdaya, korban dianiaya para pelaku yang sebagian besar bertubuh kurus tinggi dan berambut pendek. Setelah berhasil menggondol 1 buah brankas, para pelaku memasukkan hasil rampokkannya ke dalam mobil untuk dibawa pergi. Marhen Sitepu ditinggalkan begitu saja di dalam kantor dengan kondisi masih terikat.
Baru beberapa meter bergegas dari sekitar TKP, beberapa petugas Polsek Delitua yang sedang berpatroli merasa curiga melihat mobil Kijang hitam yang keluar dari PT SMS. Mereka berusaha mendekatinya. Sebelum berhasil mendekati, sebuah mobil pick up yang melintas tiba-tiba menabrak bagian belakang mobil Kijang tersebut sehingga brankas hasil rampokan yang berada di dalam mobil Kijang terjatuh.
Beberapa pria keluar dari mobil berusaha mengamankan brankas yang terjatuh. Lagi-lagi, sebuah mobil jenis Toyota nyaris kembali menabrak brankas tersebut dan diduga menyenggol salah seorang pelaku. Melihat hal itu, petugas yang sedang mendekati berusaha memburu mobil Kijang hitam. Diduga mengetahui dirinya dibuntuti polisi, kelima pria bersenjata itu melarikan diri dan meninggalkan brankas hasil rampokannya di tengah jalan. Sebagian petugas memburu mobil dan sebagian lainnya mengamankan brankas untuk dibawa ke Mapolsek. Sedangkan kelima perampok berhasil lolos di kegelapan malam.
Kapolsek Delitua Kompol Bahtiar Marpaung didampingi Kanit Reskrim AKP Semion Sembiring membenarkan peristiwa tersebut. Menurutnya, petugas telah mengamankan barang bukti senilai ratusan juta rupiah. Sementara itu, 2 orang saksi telah diperiksa untuk diminta keterangannya. Diantaranya adalah sekuriti yang disekap serta seorang tenaga cleaning service yang merangkap penjaga malam. Dia biasanya tidur di kantor tersebut. Tapi, malam itu dia tidak masuk kerja.
Uis Gara di Yale University (USA)
LORETA KAROSEKALI. BOSTON. Busana bercorak Karo tampil pertama kalinya di acara peragaan busana batik yang ditampilkan beberapa peragawati Indonesia di 11th Annual Spring Cultural Festival yang diadakan oleh ‘Southeast Asian Language and Literature Faculty’ (Yale University – USA) [Sabtu 23/2]. Busana uis gara yang ditampilkan oleh peragawati beru Tarigan ini membawa suasana baru di acara tahunan ini.
Siapakah dia peragawati beru Tarigan itu? Bagaimana tampilan uis gara pada acara itu? Baca selengkapnya di media cetakTabloid SORA SIRULO edisi Maret-April 2013.
Yustinus Ginting, Putra Daerah Prihatin Kerusakan Lingkungan Tempat Kelahiranya
IMANUEL SITEPU. BIRU-BIRU. Yustinus Ginting (42) warga Pedurenan Depok, Jawa Barat, putra daerah kelahiran Desa Rumah Gerat (Kecamatan Biru-biru) ini sangat prihatin mendengar kerusakan lingkungan kampung halamanya akibat maraknya penambangan Galian C.
“Walau saya berada di Pulau jawa, saya selalu memperhatikan perkembangan kemajuan tempat kelahiran saya. Sayangnya, begitu aku melihatnya di internet, bukan kemajuan yang aku baca. Malah sebaliknya, kerusakan lingkungan desa yang sudah lama saya tinggalkan. Sudah rusak akibat Galian C ilegal. Saya begitu prihatin mendengar kerusakan lingkungan, akibat dijadikan sentra penambangan Galian C,” ujar Yustinus Ginting kepada Sora Sirulo melalui telepon selulernya [Kamis 25/2].
Dijelaskannya, akibat maraknya penebangan liar yang terjadi selama ini, ekosistem alam di Kecamatan Biru-biru berubah total. Pasalnya, sungai yang dulunya mengalir jernih, kini sudah kotor akibat tercemar limbah. Akibat pengerukan yang dilakukan pada perut bumi, suatu saat, juga akan mendatangkan bencana alam.
“Di satu sisi, Galian C memang meningkatkan taraf hidup masyarakat serta menggeliatnya transaksi ekonomi warga. Tapi, di sisi lain, dampak negatif bakal dirasakan warga sebagai akibat kegiatan penambangan Galian C tersebut. Bila perusakan lingkungan terus berlanjut, banjir bandang dan tanah longsor mengintai wilayah kecamatan Biru-biru. Artinya, suatu saat nanti warga mengalami penderitaan luar biasa seperti daerah Bahorok, Langkat,” paparnya.
Lanjut dikatakan, memang sekarang belum terpikir oleh masyarakat atas dampak Galian C tersebut, apalagi masyarakat masih menikmati segepok rupiah yang diberikan pengusaha. Namun, bila suatu saat bencana itu tiba, penyesalan tak ada guna. Di situ nanti baru terjadi masyarakat saling menyalahken. Sementara, semua masyarakat akan membawa akibatnya
“Marilah kita renungkan dalam-dalam. Lestarikanlah lingkungan desa kita dan satukan adat budaya yang diwarisi nenenk moyang kita. Kalau kita tidak peduli, siapa lagi?” Kata Ginting penuh harap.
Langganan:
Postingan (Atom)